Asing masih mencatatkan foreign net sell, menunjukkan asing masih percaya bahwa ekonomi dalam negeri
Jakarta (ANTARA News) - Semenjak awal pekan hingga Kamis, indeks harga saham gabungan (IHSG) kembali bergerak melemah seiring melemahnya bursa-bursa kawasan regional.

Pada perdagangan saham di BEI, Kamis, IHSG tertekan 43,83 poin atau 1,28 persen ke posisi 3.373,64 poin, sedangkan indeks LQ45 turun 9,03 poin (1,51 persen) ke level 590,61 poin.

Pengamat pasar modal dari Ciptadana Aset Management Yuanita M Hutami mengatakan, pelemahan indeks sepanjang perdagangan hari ini terutama didorong  pasar saham regional yang masih diselimuti ambil untung.

"Sebagian investor mengalihkan dananya ke tempat lain. Investor asing sebagian merelokasi asetnya kenegara-negara aman seperti AS," katanya.

Ia menambahkan, kinerja indeks Dow Jones selama beberapa hari ini terus menunjukkan peningkatan yang  menandakan banyak investor yang mengalihkan dananya ke sana.

Namun itu bukan berarti fundamental ekonomi Indonesia tidak bagus, buktinya asing masih mencatatkan beli bersih (foreign net sell) pada pasar saham sebesar Rp519,346 miliar dan ini menandakan investor asing masih mempercayai fundamental ekonomi Indonesia masih baik.

"Asing masih mencatatkan foreign net sell, menunjukkan asing masih percaya bahwa ekonomi dalam negeri masih layak untuk berinvestasi," kata dia.

Perdagangan saham di BEI hari ini cenderung kurang ramai, ditutup dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 2,354 miliar dengan total nilai Rp3,896 triliun dari 96.046 kali transaksi.

Sementara saham yang menguat sebesar 59 saham, 166 saham tertekan, dan 78 saham tidak bergerak harganya.

Diantara saham yang turun adalah Bank Rakyat Indonesia turun Rp75 ke Rp4.550, Tambang Batubara Bukit Asam turun Rp600 ke Rp19.300, Perusahaan Gas Negara turun Rp125 ke Rp3.950.

Indeks regional juga turun, diantaranya Hang Seng melemah 455,41 poin (1,97 persen), Nikkei-225 turun 12,18 poin, dan Indeks Straits Times melemah 51,77 poin.(*)

KR-ZMF/B012

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011