Televisi pemerintah mengatakan Mubarak akan melakukan pidato kenegaraan pada Kamis malam (Jumat dini hari WIB) dan militer mengumumkan bahwa mereka akan menjawab permintaan terlegitimasi rakyat. Ini adalah sinyal yang menunjukkan bahwa militer siap mengisi kekosongan.
Televisi Mesir menunda semua progam untuk menyajikan tayangan sejumlah perwira tinggi militer, yang salah satunya membacakan pernyataan "luar biasa" dari Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata.
"Guna mendukung permintaan sah rakyat, angkatan bersenjata akan melanjutkan pertemuan ... untuk mempertimbangkan langkah yang akan diambil untuk melindungi negara dan keuntungan serta ambisi rakyat Mesir," kata mereka.
Masih belum jelas apakah pengumuman itu -- yang terendus seperti "aroma kudeta" -- akan mengakhiri rezim kekuasaan 30 tahun Mubarak, yang merupakan tuntutan ratusan ribu rakyat yang memenuhi jalanan selama dua pekan terakhir.
Namun ,Perdana Menteri Ahmed Shafiq bersikeras bahwa tidak ada keputusan akhir yang akan diambil dan dewan angkatan bersenjata tengah melaporkan hal itu kepada Mubarak.
Televisi pemerintah kemudian mengatakan bahwa Mubarak tengah menggelar pembicaraan dengan Wakil Presiden Omar Suleiman di kantor kepresidenan Heliopolis, yang merupakan distrik tempat kediaman presiden berada.
Di Lapangan Tahrir, rumor beredar di antara ratusan ribu warga dalam kegembiraan, dengan bendera yang terus dikibarkan masssa yang berada di sana.
Penjagaan militer yang dikerahkan di sekitar lapangan untuk melindungi aksi protes, dengan dukungan skadron tank, belum bergerak dan tidak menunjukkan adanya tanda bentrokan, saat kerumunan massa yang bergembira meneriakkan : "Tentara dan rakyat berpegangan tangan!"
(KR-PPT/M014)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011