Yogyakarta (ANTARA News) - Pendidikan berbasis pembangunan lingkungan berkelanjutan penting sebagai salah satu solusi untuk mengatasi penurunan kualitas lingkungan, kata Dekan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Retno Peni Sancayaningsih.

"Pendidikan tersebut dapat mendidik manusia bertanggung jawab dan berkontribusi terhadap pemahaman kompleksitas dan diversitas alam dan sosial secara komprehensif. Dengan demikian bisa sensitiif terhadap program pengembangan yang berkelanjutan," katanya di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, pembangunan lingkungan berkelanjutan mutlak diperlukan dalam kehidupan masa kini, karena saat ini banyak manusia yang hidup dalam lingkungan tidak seimbang dengan terlalu banyak memanfaatkan sumber daya alam.

"Jika ketidakseimbangan pembangunan lingkungan terus terjadi akan menghasilkan bencana besar bagi generasi mendatang. Oleh karena itu, upaya pendidikan berbasis pendidikan lingkungan berkelanjutan menjadi langkah solusi yang cukup tepat," katanya.

Ia mengatakan, beberapa organisasi dunia berupaya menekankan kembali gerakan pembangunan lingkungan berkelanjutan agar lebih efektif seiring dengan adanya penurunan kualitas lingkungan dan terjadi banyak bencana karena ketidakseimbangan antara pembangunan dan kesadaran terhadap penyelamatan lingkungan.

"Melalui pembangunan lingkungan berkelanjutan, secara bersama siapapun dapat memiliki kontribusi dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik, yakni terhadap pendidikan yang menekankan pada perubahan perilaku yang didasarkan pada prinsip nilai pada pengembangan pembangunan berkelanjutan," katanya.

Menurut dia, pembangunan lingkungan berkelanjutan hanya akan berhasil jika didukung teknologi ramah lingkungan melalui riset perguruan tinggi yang dianggap paling mampu dibandingkan pendidikan lain. Fokusnya adalah generasi muda yang memiliki potensi berlebih.

"Institusi pendidikan tinggi merupakan wilayah yang paling strategis dalam pengembangan pembangunan lingkungan berkelanjutan. Isu yang bisa dikembangkan adalah pendidikan akhlak mulia, ketahanan pangan, persoalan perubahan iklim, energi, lingkungan, kesehatan, dan budaya," katanya.(*)

(L.B015*H010/H008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011