Singapura (ANTARA News) - Harga minyak naik di perdagangan Asia, Jumat karena ketegangan terjadi di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara masih berlanjut.

Kontrak utama New York, untuk minyak mentah jenis light sweet pengiriman Maret naik satu sen menjadi 86,37 dolar per barel. Sementara minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan April naik dua sen ke posisi 102,61 dolar per barel.

"Saya pikir bahwa harga minyak mentah dapat naik lagi didorong oleh ketidakpastian sekitar situasi di Timur Tengah dan juga Afrika Utara," kata Ong Yi Ling, analis investasi Phillip Futures di Singapura.

Ketegangan sekitar kawasan tersebut masih terus berlanjut hingga Jumat ini, yang mengakibatkan banyak korban di Libya dan juga Bahrain karena terjadi bentrokan antara petugas keamanan dengan para pemrotes anti-pemerintah.

Di Aljazair, mantan pemimpin rejim Abdelhamid Mehri mendesak Presiden Abdelaziz Bouteflika untuk melaksanakan perubahan politik karena pemrotes pro-demokrasi mulai tumbuh di negara itu.

Sementara demonstrasi terhadap rezim otokratis juga sedang berjalan di kawasan tersebut dipenuhi dengan tindak kekerasan, yang menewaskan tiga orang di Bahrain, setidaknya dua tewas di Libya dan dua tewas di Yaman.

Tidak seperti Mesir, Libya merupakan produsen minyak mentah utama dan anggota kartel Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC).

"Dengan meningkatnya kerusuhan di Bahrain, Yaman, Aljazair dan Libya, ada perhatian lebih besar terhadap gangguan pasokan minyak karena negara-negara tersebut eksportir netto minyak -- memasok sekitar empat juta barel minyak per hari untuk pasar global," kata analis JPMorgan Global Commodities Research seperti dikutip AFP.

Ketegangan di Timur Tengah dan Afrika Utara, di mana sebagian besar merupakan anggota OPEC, cenderung mendorong harga minyak lebih tinggi karena para pedagang khawatir seputar potensi gangguan pasokan.
(S004)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011