Tangerang (ANTARA News) - Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia menyebutkan biaya pemulangan Tenaga Kerja Indonesia yang melewati batas waktu izin tinggal (overstayers) dari Arab Saudi, menghabiskan dana sebesar Rp120 Miliar.

"Untuk dana kepulangan TKI overstayers diperkirakan sebesar Rp120 Miliar yang berasal dari dana BNP2TKI, Menko Kesra dan Menlu," kata kata Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Moh Jumhur Hidayat saat menyambut kedatangan TKI di terminal 2D Bandara Soekarno Hatta, Jum`at.

Pemulangan menghabiskan dana sebesar itu karena, menurut Jumhur, pemerintah Arab Saudi tidak lagi menanggung biaya pemulangan para penghuni jembatan Khandara itu melalui kebijakan deportasi.

"Karena tidak ada bantuan dari Arab Saudi, maka semua biaya kepulangan TKI ditanggung secara langsung oleh pemerintah Indonesia," katanya.

Selain itu, Jumhur juga menjelaskan pihaknya akan melakukan pengawasan secara ketat. Pasalnya, banyak warga bepergian ke Arab Saudi dengan modus Umroh, namun saat tiba disana menjadi TKI.

Tak hanya itu saja, warga juga cenderung nekad saat memilih menjadi TKI tanpa adanya bekal dan kemampuan yang dimilikinya.

"Kedepannya, kami akan melakukan pengawasan agar tidak banyak warga Indonesia yang menjadi TKI tanpa memiliki kemampuan. Karena, dampaknya akan seperti ini yakni terlantar," katanya.

Hari Jumat sebanyak 336 Tenaga Kerja Indonesia overstayers yang dikenal sebagai penghuni kolong jembatan Khandara, Jeddah, Arab Saudi, terdiri dari 302 TKI perempuan, 15 anak - anak dan 19 balita, tiba di Indonesia setelah sebelumnya dipulangkan oleh Kemenlu menggunakan pesawat Garuda Indonesia No. 981 dari Jeddah pada Kamis malam.

Pada Senin (14/2), sebanyak 301 TKI overstayers yang terdiri dari 234 TKI perempuan, 27 anak - anak, 40 balita, telah tiba di Indonesia.

(G001/A033/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011