Saya tidak tahu apakah file tentang kerjasama itu sudah diambil atau belum"
Seoul (ANTARA News/Yonhap-OANA) - Badan intelijen Korea Selatan, Senini, menyangkal laporan media setempat yang menyebut agennya membobol kamar hotel delegasi kepresidenan Indonesia pekan lalu guna mencuri informasi sensitif pembelian senjata.

Mengutip pejabat tinggi yang identitasnya dirahasiakan, surat kabar Chosun Ilbo melaporkan, trio penyusup memasuki kamar Hotel Lotte di tengah Seoul.

Kawanan yang disinyalir anggota Badan Intelijen Nasional (NIS) ini melarikan diri setelah seorang anggota delegasi melihat mereka mencuri dab mengkopi data komputer ke media penyimpan "flashdisk" Rabu pekan lalu.

Seorang pejabat NIS yang ingin dirahasiakan indentitasnya, mengatakan organisasinya menyangkal keras laporan koran tersebut dengan berkata, "Kami tidak pernah melakukan hal tersebut."

"Laporan tersebut tidak benar," katanya.

Menurut polisi setempat, para penyusup --dua lelaki dan seorang perempuan berwajah Asia-- diyakini memasuki kamar hotel VIP secara ilegal dalam upaya mencuri informasi rahasia mengenai rencana perdagangan senjata dengan Korea Selatan.

Mereka segera melarikan diri setelah seorang anggota delegasi tiba-tiba memasuki ruangan dan melihat mereka menggandakan data dari komputer jinjing, demikian laporan Chosun Ilbo.

Delegasi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono beranggotakan 50 orang tiba di Seoul Selasa pekan lalu untuk kunjungan tiga hari, termasuk kunjungan kehormatan ke Presiden Lee Myung-bak dan diskusi perluasan ekonomi bilateral dan kerjasama militer, termasuk rencana Korea Selatan menjual jet latih supersonik T-50 Golden Eagle.

Para delegasi kembali ke Tanah Air pada Kamis.

Masih belum terkonfirmasi apakah pemerintah Indonesia telah mengirimkan pengaduan diplomatik atas penyusupan tersebut, tetapi menurut Chosun Ilbo Jakarta kini telah mengetahui keterlibatan NIS.

Dilain pihak, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto menegaskan, tidak ada data militer Indonesia yang hilang di Korea Selatan.

"Yang hilang atau dicuri laptop staf Menteri Perindustrian," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.

Djoko menjelaskan, komputer jinjing yang hilang itu, antara lain berisi rencana enam koridor kerjasama ekonomi RI-Korea Selatan yang akan dikembangkan untuk mendukung percepatan pembangunan di Indonesia.

"Tawaran serupa sebelumnya telah dilakukan kepada Jepang dan India," tambahnya.

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro yang ikut sebagai anggota delegasi Indonesia ke Korea Selatan itu tidak membawa data apapun terkait militer Indonesia.

"Jadi tidak benar jika ada data militer Indonesia yang hilang dicuri," tegas Djoko.

Tentang kemungkinan kegiatan intelijen ekonomi terkait tawaran kerjasama ekonomi yang ditawarkan ke Korea Selatan, Djoko menjawab,"Saya tidak tahu apakah file tentang kerjasama itu sudah diambil atau belum dalam insiden itu."

Dari data Defense Acquisition Program Administration (DAPA), diketahui Indonesia berencana membeli 16 jet tempur latih. Selain Korsel, terdapat kandidat lain yaitu Rusia dengan Yak-130 buatannya dan Ceko yang memproduksi L-159B.(*)

A051/KR-IFB/H-AK

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011