Jakarta (ANTARA) - Rapat Paripurna DPR di Gedung DPR/MPR Jakarta, Selasa, sudah diwarnai dan dihujani interupsi sebelum dibuka secara resmi oleh Ketua DPR Marzuki Alie.

Ketika dimulai pada pukul 10.00 WIB, Marzuki meminta seluruh anggota DPR agar berdiri untuk menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.

Setelah lagu kebangsaan dinyanyikan, suasana masih hening dan tiba-tiba ada anggota DPR yang menyampaikan interupsi. "Dibuka dulu," kata Marzuki yang langsung memotong inetrupsi itu.

Setelah rapat paripurna DPR dibuka, Marzuki menyebutkan bahwa rapat paripurna itu membahas empat agenda yang telah dijadwalkan oleh badan Musyawarah (Bamus) DPR pekan lalu.

Agenda pertama, mendengarkan pendapat fraksi dan pengambilan keputusan terhadap RUU usul inisiatif Komisi II DPR RI tentang perubahan atas UU 22/2007 tentang Penyelenggara Pemilu menjadi RUU DPR RI.

Kedua, pengambilan keputusan terhadap RUU tentang Transfer Dana. Ketiga, pengambilan keputusan atas usul hak angket anggota DPR RI tentang perpajakan menjadi hak angket

Keempat, pengambilan keputusan atas usul hak angket anggota DPR RI tentang kasus penerimaan negara dari perpajakan dan kasus-kasus perpajakan menjadi hak angket.

Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB), Marwan Ja`far juga memprediksi bahwa rapat paripurna akan berjalan alot dan sangat sulit mencapai kesepakatan.

Marwan memprediksi rapat paripurna ini akan diwarnai interupsi dan kemudian dilakukan lobi antarpimpinan fraksi.

Hingga Senin (21/2) malam, kekuatan pendukung usul hak angket meliputi Fraksi Partai Golkar yang memiliki sebanyak 108 kursi, Fraksi PDI Perjuangan (94 kursi), Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (57 kursi), dan Fraksi Hanura (17 kursi), sehingga jumlah totalnya sebanyak 276 suara (49,2 persen).

Dua fraksi lainnya yakni Fraksi Partai Persatuan Pembangunan yang memiliki 38 kursi serta Fraksi Partai Gerindra yang memiliki 26 kursi hingga Senin (21/2) malam, belum menyatakan sikapnya secara tegas.

Total suara dari Fraksi PPP dan Fraksi Gerindra sebanyak 64 suara (11,4 persen).
(*)


Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011