Meskipun kualitas PTM bervariasi, ada yang bagus dan belum bagus, tapi semua PTM harus tetap eksis dan berkontribusi bagi gerakan dakwah Muhammadiyah
Jakarta (ANTARA News) - Muhammadiyah akan menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional Perguruan Tinggi Muhammadiyah (Rakernas PTM) yang akan dihadiri oleh para rektor dan wakil rektor dari 155 Perguruan Tinggi  se-Indonesia.

"Kami akan membahas rencana strategis PTM 30 tahun ke depan," kata Rektor Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka), Prof Dr Suyatno MPd, di sela Prarakernas Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Jakarta, Selasa.

Rakernas yang akan digelar di Bengkulu pada 24-26 Februari 2011 itu rencananya akan dibuka Menko Perekonomian Hatta Rajasa.

Renstra Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang akan dibahas di Rakernas tersebut menurut Suyatno, adalah penguatan kelembagaan seperti dengan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dan sistem jaringan.

"Meskipun kualitas PTM bervariasi, ada yang bagus dan belum bagus, tapi semua PTM harus tetap eksis dan berkontribusi bagi gerakan dakwah Muhammadiyah," katanya.

Pendidikan Muhammadiyah, ujarnya, juga bertekad melahirkan calon-calon pemimpin yang baik, yang amanah, sidiq dan tabligh yang akan dibahas di Rakernas.

Muhammadiyah juga bertekad meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Saat ini kontribusi Muhammadiyah baru 10 persen atau baru mendidik sekitar 450 ribu dari sekitar 4,6 juta rakyat yang berkesempatan mengenyam pendidikan tinggi.

"Empat juta mahasiswa tersebar sekitar sejuta di perguruan tinggi negeri, dua juta di perguruan tinggi swasta, 600 ribu di perguruan tinggi Islam, 600 ribu di Universitas Terbuka, dan 50 ribu di perguruan tinggi kedinasan," katanya.

Ia menambahkan, pendidikan Muhammadiyah hingga kini masih mengunggulkan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) dimana 65 persen atau 14.600 guru saat ini dididik di perguruan tinggi Muhammadiyah.

"Aturan sekarang ini guru SD harus lulusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD), program studi ini tidak banyak universitas buka," katanya.
(D009/B013)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011