"Saya sudah kenyang dengan banyak komitmen."
Bogor (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, untuk segera memperbaiki manajemen transportasi, sehingga kemacetan di Jakarta bisa teratasi.

"Kemacetan lalu lintas harus teratasi sebelum 2020," kata Presiden Yudhoyono dalam pidato penutupan rapat kerja pemerintah di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa.

Presiden mengatakan, memang tidak mudah untuk melaksanakan manajemen transportasi yang baik. Namun, Presiden yakin, Jakarta akan memiliki sistem transportasi yang baik jika semua pihak berusaha sungguh-sungguh.

"Negara lain banyak juga yang penuh kendaraan, tapi manajemennya lebih bagus," kata Kepala Negara.

Presiden meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bekerjasama dengan pihak-pihak terkait untuk menentukan manajemen transportasi ibu kota negara.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga diminta memilih investor yang benar-benar kredibel, sehingga bisa melaksanakan berbagai proyek transportasi hingga tuntas.

Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, menegaskan bahwa tidak pernah merasa ditegur oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam rapat kerja di Istana Bogor.

Presiden saat di rapat sempat mempertanyakan komitmen berbagai pihak dalam pembangunan.

"Saya sudah kenyang dengan banyak komitmen. Komitmen membangun transportasi di Jakarta, infrastruktur di DKI, luar biasa banyaknya 10 tahun ini, hanya pepesan kosong tidak jalan. Barangkali di daerah juga begitu. Stop seperti itu," kata Presiden saat membuka rapat kerja tersebut.

Fauzi Bowo mengatakan, pernyataan presiden itu tidak secara khusus ditujukan kepada Pemprov DKI Jakarta, melainkan kepada semua daerah di Indonesia.

"Teguran Presiden itu bukan diarahkan kepada saya semata-mata, tapi kepada kita semua. Dan saya sambut baik himbauan itu karena ini adalah dorongan kepada seluruh jajaran pemerintah daerah untuk berhati-hati dan lebih selektif untuk memilih investor," kata Fauzi Bowo.

Arahan Kepala Negara tentang transportasi Jakarta itu adalah salah satu dari tiga program prioritas pemerintah. Dua program yang lain adalah surplus beras dan ketersediaan lapangan pekerjaan.

Terkait surplus beras, Presiden meminta pihak terkait untuk meningkatkan jumlah sawah baru, program pemberantasan hama, kerjasama dengan negara lain.

Presiden berharap surplus beras Indonesia bisa mencapai 10 juta ton, dari 5 juta ton saat ini.

"Paling tidak ini terwujud dalam lima sampai sepuluh tahun," katanya.

Program berikutnya adalah ketersediaan lapangan pekerjaan. Presiden berharap, peningkatan jumlah lapangan pekerjaan bisa menurunkan jumlah pengangguran hingga 1 juta orang per tahun.
(T.F008/E001)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011