New Delhi (ANTARA News) - Negara-negara Asia  pada Rabu menyiiapkan rencana evakuasi bagi sekira 100.000 migran yang terperangkap di Libya, dan sebagian besar pekerja kasar yang bekerja pada lokasi-lokasi konstruksi.

Pengaturan-pengaturan untuk menggunakan kapal-kapal penumpang, pesawat-pesawat dan rute-rute darat ke Mesir sedang dipertimbangkan sementara pemerintah-pemerintah berusaha untuk menjamin keselamatan warga-warga mereka kendatipun hambatan hubungan komunikasi dan aksi kekerasan yang meningkat, demikian laporan AFP.

Mayoritas pekerja itu adalah pekerja kontrak , dengan 60.000 warga Bangladesh, 30.000 Filipina, 23.000 Thailand dan 18.000 India. China menyusun rencana untuk menyelamatkan sekitar 30.000 warganya, banyak di antara mereka teknisi yang terlibat dalam sektor-sektor minyak, kereta api dan telekom, sementara Hanoi memantau kondisi 10.000 warga Vietnam.

"Ini adalah satu operasi besar-besaran," kata Menteri Luar Negeri India, Nirupama Rao, kepada wartawan. "Kami tidak hanya melakukan pengaturan bagi pesawat atau kapal-kapal, tetapi juga mengurus izin dari pihak berwenang Libya bagi pesawat kami untuk mendarat di sana."

Dari 18.000 warga India di Libya , sekitar 3.000 orang dilaporkan tinggal di kota Benghazi yang bekerja pada perusahaan-perusahaan mobil dan rumah-rumah sakit.

Rao mengatakan, sebuah kapal penupang India dapat mengangkut 1.000 orang berada di Laut Merah dan siap mengangkut para warga mereka.

China akan mengirim sebuah pesawat, kapal-kapal dan kapal nelayaan ke Libya untuk membantu mengevakuasi warganya, kata para pejabat.

Sebuah pesawat Air China akan meninggalkan Beijing menuju Athena, sementara pemerintah menunggu izin unuk mendarat di negara Afrika utara itu , di mana ratusan orang tewas dalam pemberontakan menentang Khaddafi.

Dewan Negara China "memutuskan untuk segera mengirim pesawat sipil carteran, kapal-kapal kargo di perairan terdekat dan kapal-kapal nelayan China untuk mengangkut kebutuhan hidup dan pasokan medis," kata kementerian luar negeri.

China juga akan berusaha menyewa kapal-kapal penumpang skala besar dan bus-bus," tambahnya.

Wakil Presiden Filipina, Jejomar Binay, yang negaranya banyak menerima kiriman uang dari sembilan juta warganya yang bekerja di luar negeri, akan terbang ke Timur Tengah Jumat untuk meninjau rencana-rencana darurat bagi warga Filipina di kawasan itu.

Manila mengatakan, pihaknya akan membeli tiket-tiket pesawat untuk 30.000 warganya di Libya yang ingin pulang.

Binay akan mengunjungi Kuwait dan Arab Saudi serta Abu Dhabi dan Dubai di Uni Emirat Arab, d mana ia diperkirakan akan bertemu dengan Para diplomat dan mengatur pemulangan warga Filipina , kata para stafnya.

Banyak warga Filipina bekerja di Timur Tengah, termasuk sekitar 32.000 di Bahrain dan Yaman , yang dilanda protes.

Bangladesh mengatakan, pihaknya akan menyusun satu rencana evakuasi.

"Evakuasi adalah satu opsi," kata Menlu Mijarul Quayes kepada wartawan di Dhaka."Jika mungkin, kami akan memulangkan seluruh pekerja kami ke Bangladesh."

Thailand memiliki 23.000 pekerja kontrak sebagian besar di sektor konstruksi di seluruh lokasi Libya.

Kedutaan besar Thailand di di Tripoli telah menghubungi para pekerja dan menganjurkan mereka agar siap siap dievakuasi, mungkin dengan menggunakan kapal-kapal dari negara-negara lain untuk membawa mereka ke Malta, kata kementerian perburuhan di Bangkok.

Indonesia mengatakan, sejumlah pekerja sedang ditampung di kedutaannya di Tripoli dan rencana evakuasi sedang diatur bagi sekitar 875 warganya. Malaysia juga melakukan pengaturan yang sama bagi pemulangan 190 warganya.
(Uu.H-RN/H-AK)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011