Jakarta (ANTARA News) - Prancis memastikan untuk berinvestasi sebesar 175 juta dolar AS untuk pembangunan jalur kereta rel listrik (KRL) proyek Bandung Metropolitan Railway yang menghubungkan Padalarang dan Cicalengka.

"Prancis sudah memastikan membangun proyek kereta api di Bandung dan nilainya sekitar 175 juta dolar AS antara Padalarang-Cicalengka untuk membantu mengatasi keruwetan kemacetan di daerah tersebut," ujar Menko Perekonomian Hatta Rajasa usai bertemu Menteri Ekonomi, Keuangan, dan Industri Prancis Christine Lagarde dengan delegasi yang terdiri atas 40 pengusaha asal Prancis di Jakarta, Jumat.

Ia mengatakan pemerintah Prancis juga berminat dalam pengembangan Kota Surabaya selain investasi pada bidang energi geothermal dan kerja sama bidang pemantauan iklim ekstrem yang akan dikelola oleh Badan Meteorologi dan Klimatologi Geofisika.

"Mereka juga sangat tertarik dengan energi panas bumi dan industri berbasiskan lingkungan. Isu tentang industri lingkungan ini kami jadikan sebagai isu Goverment to Goverment (antarpemerintah). Bappenas telah memaparkan masalah ini," ujarnya.

Menurut Hatta, Prancis juga telah memastikan untuk masuk dalam proyek pembangunan smelter (fasilitas pengolahan) nikel di Halmahera, Maluku Utara melalui perusahaan multinasional Eramet dengan nilai investasi sekitar 5 miliar dollar AS atau sekitar Rp45 triliun.

"Hal-hal yang berkaitan dengan investasi business-to-business itu tadi disampaikan oleh Prancis yaitu Eramate itu ingin mengembangkan smelter dan industri pengolahan nikel di Halmahera sebesar 4-5 miliar dolar AS," ujarnya.

Untuk masuk dalam industri pengolahan nikel tersebut, Prancis meminta Indonesia bersedia memberikan izin usaha hingga 50 tahun.

Namun Hatta mengatakan, berdasarkan aturan investasi, Indonesia hanya memberikan izin usaha selama 30 tahun yang dapat diperpanjang selama 10 tahunan.

"Tadi mereka mengatakan sekaligus meminta jaminan investasi selama 50 tahun dan policy kita mengatakan 30 tahun dan bisa diperpanjang 10 tahunan dan ini sudah tidak ada perbedaan lagi hanya sedikit saja. Mereka akan melaksanakan itu dalam waktu yang cepat," ujarnya.

Hatta juga berharap pemerintah Prancis juga memberikan kontribusi dalam pengembangan kawasan ekonomi Indonesia dengan investasi sebesar 10 miliar dolar AS.

Menteri Ekonomi, Keuangan, dan Industri Prancis Christine Lagarde mengatakan ini merupakan kunjungan pertama delegasi ekonomi dalam 14 tahun terakhir dan melalui diskusi hangat pada tingkat menteri, Prancis ingin meningkatkan level investasi serta kerja sama dengan Indonesia.

"Kami juga telah bertemu dengan Wakil Presiden (Boediono) dan membicarakan investasi dalam bidang energi, transportasi, pelestarian air, pemantauan iklim, rel kereta api, konstruksi serta perusahaan retail seperti Carrefour," ujarnya.

Selain itu, kunjungan delegasi ekonomi tersebut juga untuk meningkatkan volume perdagangan antarkedua negara yang saat ini jumlahnya masih kecil sekitar 2,5 miliar dolar AS.

(S034/S022/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011