Kairo (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk Tunisia, Yuli Mumpuni Widarso, menyampaikan kuliah umum tentang geopolitik Indonesia di Sekolah Tinggi Militer (Ecole Superieure de Guerre) Angkatan Darat (AD) Aljazair, setingkat Sekolah Staf dan Komando (SESKO) TNI AD di Bandung.

Kuliah umum yang berlangsung pada Kamis (24/2) pekan lalu di kampus Borj El Bahri (25 km dari Alger) dihadiri 200 perwira menengah AD termasuk Jenderal Khourli Nouredine, direktur sekolah tersebut, kata siaran pers KBRI Aljer yang diterima ANTARA di Kairo, Selasa.

"Indonesia memperoleh kemerdekaannya lewat perjuangan dan gerilya sebagaimana dilakukan oleh bangsa Aljazair," kata Dubes Yuli, diplomat karir yang telah bertugas mengemban misi diplomasi Indonesia di sejumlah negara antara lain, di KBRI Roma (Italia), Manila (Filipina) dan Paris (Prancis) itu.

Bahkan, menurut Dubes Yuli, pada masa perjuangan Aljazair dalam kurun 1956 hingga kemerdekaan Aljazir tahun 1962, TNI secara tidak langsung membantu para gerilyawan Aljazair, setidaknya dengan "ilmu bergerilya" yang diperoleh dari buku karya Jenderal Abdul Haris Nasution yang menjadi buku bacaan wajib di berbagai SESKO di seluruh dunia.

Selain itu, Indonesia juga memberikan dukungan diplomatik kepada perjuangan kemerdekaan Aljazair pada waktu Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955 dan Resolusi PBB tentang Dekolonisasi pada 1960 yang mengangkat isu kolonialisme di Aljazair ke pentas dunia.

Dubes secara mendalam menjelaskan mengenai geopolitik Indonesia mulai dari periode berakhirnya Perang Dunia II, perang dingin, runtuhnya tembok Berlin yang diikuti oleh munculnya agenda demokrasi, hak asasi manusia (HAM), pemberantasan korupsi hingga masalah terorisme dan fanatisme agama.

"Semua masalah tersebut ditanggapi Indonesia dengan cerdas, bijak, dan tepat, sesuai dengan kepentingan nasional dan sejalan dengan politik luar negeri bebas aktif yang meletakkan ASEAN sebagai pilar utamanya," papar wanita diplomat kelahiran Yogyakarta itu.

Kuliah umum yang disampaikan Dubes Yuli di SESKO dicatat sebagai peristiwa penting karena baru pertama kali seorang Dubes Indonesia menyampaikan ceramah atau kuliah umum tentang geopolitik Indonesia di hadapan perwira militer Aljazair, kata Jenderal Khourli Nouredine.

Dubes Yuli juga menjelaskan tentang peran yang dimainkan Indonesia sebagai anggota ASEAN dan Gerakan Non-Blok (GNB) di dalam G-20 dan dalam berbagai forum multilateral lainnya untuk menciptakan keseimbangan regional dan internasional.

Dikemukakan pula mengenai bagaimana pemerintah Indonesia menangani soal jumlah penduduk yang sangat besar dan strategi pemerintah dalam mengembangkan perekonomiannya sehingga dapat menghindari krisis keuangan global pada 2008 dan masuk menjadi anggota G-20.

Di akhri kuliah umum Dubes Yuli menyerahkan buku "Indonesian Business Guide 2010" terbitan PT Independent Research & Advisory Indonesia (IRAI). (*)

(ANT/M043)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011