Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Indonesia untuk China, Djauhari Oratmangun, menyatakan, hubungan Indonesia-China berada di level tertinggi dalam sejarah dan prospek kerja sama kedua belah pihak cerah dengan potensi yang besar, demikian disampaikannya di Jakarta baru-baru ini dalam sesi wawancara dengan Kantor Berita Xinhua.

Pada awal sesi wawancara itu, Djauhari, yang memiliki nama dalam bahasa Mandarin Zhou Haoli, menceritakan momen saat dirinya menemani Presiden terpilih Indonesia, Prabowo Subianto, ke Beijing baru-baru ini, sebagaimana dinyatakan Xinhua, di Jakarta, Senin.

"Saya mendampingi Pak Prabowo dalam seluruh kunjungan beliau di Beijing, termasuk pertemuannya dengan Presiden Xi Jinping dan pembicaraan dengan Perdana Menteri Li Qiang dan juga pertemuan dengan Menteri Pertahanan China, Dong Jun," ujar dia. Ia juga menemani Prabowo saat berkunjung ke sebuah sekolah menengah setempat di mana mereka meninjau program makan siang gratis di sana.

Ia menyatakan, investasi China di Indonesia sangat besar dan hal itu memainkan peran penting bagi pembangunan Indonesia, "Ke depannya, kedua belah pihak akan berkonsentrasi pada sejumlah sektor penting seperti infrastruktur, pertambangan, pertanian dan perikanan, ekonomi digital, ekonomi hijau, kesehatan seperti pengobatan, peralatan medis, dan rumah sakit, seperti itu, dan pembangunan ibu kota baru Nusantara, itulah tren baik."

Menurut dia, kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) China disambut baik di Indonesia dan dapat dilihat di Jakarta, bahkan putranya juga memiliki mobil Chery di Jakarta. "Anak saya sangat menyukai mobilnya bahkan saya dilarang memakainya," tutur dia.

"Kami punya nikel, dengan investasi dan bantuan China di bidang baterai energi baru, kami berharap dapat meniru apa yang telah dilakukan China dalam ekosistem energi listrik karena sejalan dengan ekonomi hijau dan penting untuk target 2035, yang menjadi hal penting bagi pemerintah kedua bangsa," ungkap Djauhari.   "Pemimpin kedua negara juga telah beberapa kali membahas kerja sama dalam pendidikan kejuruan, China akan membantu Indonesia mengisi kesenjangan tenaga kejuruan terampil, yang masih besar," katanya.
 
Ia juga menyoroti keberhasilan China dalam pengentasan kemiskinan dan menyatakan banyak hal yang meninggalkan kesan mendalam bagi dirinya, termasuk di antaranya rencana program makan siang gratis di sekolah dan berbagai proyek pengentasan miskin di pedesaan China yang telah mengangkat lebih dari 700 juta warga keluar dari kemiskinan.

"Kami berharap dapat melakukan hal seperti itu dan kita terus mengoordinasikan kerja sama pengentasan kemiskinan," ujarnya.

Ia selalu memandang penting pertukaran antarmasyarakat kedua negara. Ia menyatakan kedua belah pihak terus memperdalam kerja sama dalam bidang pendidikan, semakin banyak pelajar China dan Indonesia yang memilih menempuh pendidikan di kedua negara.

"Pemimpin kedua negara juga telah beberapa kali membahas kerja sama dalam pendidikan kejuruan, China akan membantu Indonesia mengisi kesenjangan tenaga kejuruan terampil, yang masih besar," sebut Djauhari.   Perihal ekonomi China, dubes RI itu mengungkapkan keyakinannya bahwa China akan mencapai target tahunan yang telah diumumkan.

Ia juga menyatakan harapannya agar semakin banyak wisatawan China yang berkunjung ke Indonesia sehingga jumlahnya nanti akan mencapai dan melampaui level prapandemi, mengingat "Indonesia tidak hanya punya Bali, namun juga memiliki pemandangan dan kebudayaan yang memesona di banyak tempat."

Mengenai perdagangan kedua negara, Djauhari beranggapan bahwa baik Indonesia maupun China memiliki populasi yang sangat besar dan terutama populasi dengan daya beli yang cukup kuat sangat menjanjikan. "Kita lihat minat konsumen China terhadap produk Indonesia terus bertambah. Selain komoditas curah, ekspor kopi, sarang burung walet, buah-buahan, dan makanan instan dari Indonesia ke China terus naik," kata dia.

 Perihal ekonomi China, dubes RI itu mengungkapkan keyakinannya bahwa China akan mencapai target tahunan yang telah diumumkan

Ia juga menekankan pentingnya stabilitas dan pembangunan bersama di kawasan dan mendorong kerja sama dan dialog antar negara-negara ASEAN dengan China.

Djauhari mulai menjabat sebagai duta besar Indonesia untuk China untuk China sejak 2018 dan sudah menginjakkan kakinya di lebih dari 60 kota di seluruh China. "Keramahan warga China sangat membuat saya terkesan," ujarnya, yang selalu mendedikasikan diri untuk mendorong persahabatan kedua bangsa. 

"Tentunya kita berharap hubungan (kedua negara) ini dan kebijakan hubungan antar kedua negara akan terus berlanjut di bawah kepemimpinan mendatang. Dan, trennya bagus, hubungan antara Indonesia dan China, menurut saya bagus," tutur dia.

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2024