Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 191 orang warga negara Indonesia (WNI) yang dievakuasi dari Libya dijadwalkan tiba di Indonesia, Rabu (2/3), demikian pernyataan Satuan Tugas Evakuasi WNI.

Satuan Tugas (Satgas) Evakuasi WNI di Jakarta, Selasa, menyebutkan bahwa 191 WNI itu akan tiba di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang dengan dua penerbangan yaitu pada pukul 15.45 WIB menggunakan Emirates EK 356 dan pukul 21.30 WIB menggunakan Emirates 358.

Ke-191 WNI tersebut merupakan kloter kedua WNI yang dievakuasi dari Libya. Kloter pertama WNI yang dievakuasi dari Libya yang berjumlah 11 orang tiba di Bandara Soekarno Hatta, Selasa (1/3) pada pukul 21.30 WIB dengan menggunakan pesawat Emirates 358.

Sebelumnya Ketua Satuan Tugas Evakuasi WNI Libya, Hassan Wirajudha menilai situasi di Libya berpotensi berkembang menjadi konflik horizontal yang besar sehingga pemerintah akan mengevakuasi seluruh WNI.

"Di Libya kita tahu situasinya juga sangat tidak menentu. Bahkan respon dari Presiden Muamar Gaddafi yang mengancam akan menggunakan kekerasan termasuk penggelaran tentara Memungkinkan eskalasi konflik jadi lebih besar," katanya.

Menurut Hassan, jumlah WNI di Libya sekitar 870 orang yang terdiri atas antara lain karyawan PT Wika sebanyak 210 orang, mahasiswa sekitar 150 orang, tenaga kerja Indonesia berjumlah sekitar 60 orang termasuk delapan orang yang bekerja di Istana Muamar Gaddafi, dan sisanya adalah pekerja perusahaan-perusahaan asing.

Sebelum diterbangkan ke Jakarta para WNI tersebut transit sementara di Tunisia.

Sedangkan khusus untuk para mahasiswa akan ditempatkan di Tunisia selama lebih kurang dua hingga tiga pekan hingga situasi pulih.

Para WNI itu akan ditempatkan di Wisma Dubes, di rumah para staf KBRI dan di penginapan di sekitar kedutaan besar.

Dalam beberapa waktu terakhir Libya dilanda oleh aksi unjuk rasa menentang kekuasaan Muamar Gaddafi yang telah berlangsung selama lebih kurang 41 tahun.

Baru-baru ini dalam sebuah wawancara dengan media asing, Gaddafi mengaku bahwa seluruh rakyat Libya mencintainya dan tidak ada satupun unjuk rasa di jalanan. (*)

(Tz.G003/Z002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011