Jakarta (ANTARA) - Perusahaan induk Google Alphabet pada Selasa (26/10) mengalahkan ekspektasi pendapatan kuartalan dengan meraup laba 18,9 miliar dolar AS atau sekitar Rp267,9 miliar dipicu oleh iklan daring dan layanan cloud yang berkembang pesat.

Google tetap menjadi pusat aktivitas daring yang digunakan orang-orang secara global dengan penawaran layanan seperti mesin pencari, pasar iklan, dan platform video YouTube.

Menurut raksasa teknologi itu, pendapatan Alphabet sebesar 65,1 miliar dolar AS pada kuartal terakhir melampaui periode yang sama pada tahun lalu sekitar 41 persen.

“Hasil kuartal ini menunjukkan bagaimana investasi kecerdasan buatan (AI) memungkinkan kami membangun produk yang lebih bermanfaat bagi orang-orang dan mitra. Seiring transformasi digital dan peralihan ke pekerjaan hybrid terus berlanjut, layanan Cloud kami membantu organisasi berkolaborasi,” kata CEO Alphabet dan Google, Sundar Pichai, dikutip dari AFP pada Rabu.

Baca juga: Seberapa aman satu kata sandi untuk berbagai akun?

Lonjakan pendapatan Alphabet terjadi ketika raksasa teknologi itu menghadapi pengawasan yang ketat dari regulator mengenai dominasinya di pasar teknologi.

Google merupakan salah satu raksasa internet yang dibidik regulator dan kritikus tentang apakah mereka telah mendominasi pasar secara tidak adil dan menangkis persaingan.

Pengawas antimonopoli Korea Selatan mendenda Google hampir 180 juta dolar AS (Rp2,5 triliun) pada September karena menyalahgunakan dominasinya di sistem operasi seluler dan pasar aplikasi.

Google juga dilaporkan menghadapi ancaman gugatan antimonopoli baru dari pejabat AS atas kekuatan raksasa Silicon Valley di pasar periklanan daring.

Pada Juli, Alphabet melaporkan laba kuartalan yang meningkat hampir tiga kali lipat didorong oleh bisnis iklan di mesin pencari dan platform video YouTube.

Salah satu area bisnis yang dikedepankan raksasa teknologi itu adalah pasar handset smartphone serta dan smartphone Pixel 6 yang baru diluncurkan pada Oktober.

Penjualan smartphone global didominasi oleh Apple dan Samsung, namun Google tampaknya memiliki tujuan untuk memperluas pangsa pasar dengan lini Pixel bertenaga Android terbaru.

Google menyebut ponsel Pixel barunya sebagai ponsel yang didesain ulang dan unggul dalam tingkatan keamanan, kecepatan, gaya, dan kemampuan perangkat lunak yang canggih.

Menurut laporan Canalys, Samsung adalah vendor smartphone teratas dengan 23 persen pangsa pasar. Sementara Apple berada di urutan kedua sebesar 15 persen dan Xiaomi menyusul dengan 14 persen.

Baca juga: Google Play akan memotong biaya aplikasi sebesar 15 persen

Baca juga: Google ajak pengguna peduli dengan "kesehatan digital"

Baca juga: Google Cloud perkenalkan pelacak jejak karbon dan citra satelit

Penerjemah: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021