Pekalongan (ANTARA News) - Puluhan pengrajin batik di Kota Pekalongan, Jawa Tengah, terpaksa menghentikan sementara operasinya karena melonjaknya harga bahan baku sementara permintaan batik cenderung turun.

Ketua Serikat Perajin Batik Pasirsari Kota Pekalongan Sodikin menyebut kenaikan harga bahan baku batik, terutama kain mori dan gondorukem, sudah berlangsung dalam tiga pekan terakhir dan sekitar 50 pengrajin menghentikan produksi.

"Saat ini, sekitar 50 perajin menghentikan sementara memproduksi batik karena tidak mampu lagi menahan laju kenaikan harga bahan baku. Namun, kemungkinan mereka akan kembali beraktivitas setelah harga bahan baku batik stabil lagi," kata Solikin di Pekalongan, Jumat.

Menurut dia, naiknya harga kain mori akibat melambungnya harga bahan baku kapas impor sehingga berdampak terhadap biaya produksi batik, ongkos produksi pun sulit dikendalikan.

Sebelumnya, katanya, harga mori hanya Rp5 ribu per meter kini naik menjadi Rp8.400 per meter dan gondorukem semula Rp20 ribu per kilogram naik menjadi Rp29 ribu per kg.

Pemilik Toko Batik Al Amar, Ahmad Sobari, menimpali bahwa kenaikan ongkos produksi juga memaksa harga pakaian batik naik sebesar Rp5 ribu hingga Rp10 ribu per potong.

"Akibat kenaikan harga bahan baku batik juga menyebabkan keuntungan para pedagang batik juga menyusut karena jumlah permintaan barang dari konsumen menurun," katanya.

Kenaikan harga pakaian batik sudah terjadi sejak tiga pekan terakhir ini sehingga kondisi di sejumlah pasar batik cenderung lesu.

"Selain faktor kenaikan harga bahan baku batik, kelesuan kondisi di pasaran batik juga akibat anomali cuaca," katanya.

(ANTARA/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011