Santiago (ANTARA News) - Sebelas dari 33 pekerja tambang yang diselamatkan dari satu tambang ambruk di Chile masih menjalani perawatan medis untuk menghilangkan stres pasca-trauma lima bulan setelah musibah itu.

Sebanyak 22 pekerja lagi telah diperkenankan pulang atau memilih untuk meninggalkan program kesehatan mental, kata Alejandro Pino, dokter di perhimpunan keamanan Chile.

Sisanya yang masih dirawat "memperlihatkan gejala stres pasca-trauma, dan mereka memerlukan pengobatan serta psikoterapi. Ini lah sebabnya mengapa mereka tak siap untuk bekerja lagi", ia menjelaskan. Mereka tetap menerima upah.

Pekerja tambang tersebut menjadi bintang global dan dukungan telah mengalir, dan kisah mereka dilaporkan sedang dipertimbangkan untuk dijadikan film. Baru-baru ini, 24 pekerja mengunjungi Tanah Suci bersama anak dan istri mereka atas undangan Kementerian Pariwisata Israel.

Segera setelah upaya penyelamatan, pekerja tambang itu menjalani pemeriksaan medis, lalu diberi cuti selama mereka menerima perawatan psikologi dari ACHS, grup asuransi nir-laba pekerja.

Selama 69 hari, mereka terjebak di bawah tanah di tambang San Jose, sebelum diselamatkan secara dramatis.

Beberapa pekerja tambang telah mengeluh mereka kehilangan pembayaran cacat karena gagal menjalani pemeriksaan medis gara-gara mereka terus-menerus melakukan perjalanan ke luar negeri saat mereka menikmati ketenaran baru.

Yang lain mengatakan berbulan-bulan setelah musibah tersebut, mereka terus menderita mimpi buruk, kurang tidur dan serangan kecemasan.

Dewan Perwakilan Rakyat Chile sebelumnya mensahkan laporan dari komite penyelidik parlemen mengenai musibah San Jose, yang mulanya menyalahkan pimpinan tambang "karena gagal menyediakan kondisi kerja yang diperlukan dan telah berusaha menyalahkan para pemeriksa dan bahkan pekerja tambang itu sendiri".

Laporan itu, yang tak memiliki dampak hukum, juga mengecam pengatur pertambangan Sernageomin karena "gagal mengatur operasi pertambangan".
(C003)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011