Seoul (ANTARA News) - Korea Utara telah meningkatkan upaya untuk memblokir informasi tentang demonstrasi pro-demokrasi di dunia Arab karena khawatir kerusuhan terjadi diantara rakyatnya sendiri, kata kepala intelijen Korea Selatan, Jumat.

"Korea Utara, khawatir terhadap arus masuk berita semacam itu, telah memperkuat indoktrinasi ideologis melalui medianya," kata para legislator mengutip pernyataan Won Sei-Hoon dalam rapat tertutup komite intelijen parlemen, demikian AFP melaporkan.

"Korea Utara telah meningkatkan kontrol ketat terhadap informasi luar untuk mencegah kerusuhan publik," kata kepala Dinas Intelijen Nasional seperti dikutip.

Negara komunis garis keras itu dengan ketat mengontrol akses ke Internet dan berupaya untuk memblokir sumber-sumber informasi lain tentang dunia luar. Namun DVD dan telepon mobile yang diselundupkan dari China telah merontokkan penghalang-penghalang tersebut.

Sebuah survei oleh dua akademisi AS terhadap sekitar 1.600 pengungsi dari Utara mendapati bahwa secara kasar separuh diantara mereka telah mengakses berita atau hiburan asing.

Namun, kebanyakan analis mengesampingkan kemungkinan pemberontakan, karena ketiadaan akses Internet dan ketiadaan institusi di sekelilingnya dimana pemberontakan apapun dapat menyatu.

Won, menyebutkan latihan militer AS dan Korea Selatan yang sedang berlangsung, tidak mengesampingkan serangan baru oleh Korea Utara.

"Serangan Korea Utara selalu mungkin," katanya seperti dikutip. "Jika benar, kami akan melakukan yang terbaik untuk meminimalisasi kerusakan sesegera mungkin."

Militer Korea Utara menyebut latihan gabungan itu sebagai suatu latihan menjelang invasi dan mengancam akan mengubah Seoul menjadi "lautan api" kalau-kalau terjadi provokasi.

Latihan tersebut menyusul setahun peningkatan ketegangan.

Korea Selatan menuduh Korea Utara menorpedo kapal perang Maret 2010 dekat perbatasan Laut Kuning yang dipersengketakan dengan korban 46 nyawa, sebuah tuduhan yang disanggahnya.

November silam Korea Utara menembaki pulau Korea Selatan dekat perbatasan, menewaskan dua marinir dan dua warga sipil. (ANT/K004)

Pewarta: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011