Nowshera, Pakistan (ANTARA News) - Serangan bom di sebuah masjid yang ramai di Pakistan baratlaut menewaskan sedikitnya 11 orang dan melukai sekitar 20, Jumat, kata polisi dan petugas medis.

Ratusan orang sedang keluar dari masjid itu atau menunggu makanan amal ketika ledakan tersebut terjadi, kata polisi, dengan menambahkan bahwa bom itu dipasang di dalam bangunan tersebut, yang terletak dekat kota Nowshera, demikian AFP melaporkan.

Sejumlah saksi menggambarkan suasana kepanikan, jendela dan pintu masjid terhempas akibat kuatnya ledakan dan darah terlihat di dinding-dinding bangunan itu, sementara nasi berceceran di sejumlah tempat.

Masjid yang diserang itu terletak di tempat suci Akhund Panju Baba di kota Akbar Pura di daerah pinggiran Nowshera.

"Jumlah kematian kini 11 setelah dua orang yang terluka meninggal," kata Abdul Hameed Afridi, kepala rumah sakit Lady Reading di Peshawar, kepada AFP.

Sebelumnya dilaporkan bahwa sembilan orang tewas dalam serangan tersebut.

Korban tewas mencakup satu anak, kata Afridi, dengan menambahkan bahwa 21 orang yang cedera dirawat di rumah sakit itu, empat diantaranya dalam kondisi kritis.

Petugas penjinak bom Hukam Khan mengatakan, peledak yang digunakan memiliki berat sekitar 2,5 kilogram dan dipasang di sebuah rak sepatu.

Pemboman itu terjadi setelah serangan bom mobil bunuh diri Kamis di sebuah daerah berpenduduk padat di Hangu, sekitar 150 kilometer sebelah selatan Peshawar dan berbatasan dengan kawasan suku bergolak di perbatasan dengan Afghanistan.

Sepuluh orang tewas dalam pemboman itu, dan pada Kamis pula serangan militan di daerah suku Khyber menewaskan enam polisi, kata sejumlah pejabat.

Taliban mengobarkan kekerasan terhadap pasukan keamanan di Pakistan, sekutu utama AS dalam "perang melawan teror", dan mengklaim banyak serangan sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak AS di daerah suku Pakistan.

Sekitar 4.000 orang tewas dalam serangan-serangan bunuh diri dan pemboman di Pakistan sejak pasukan pemerintah melancarkan serangan terhadap kelompok garis keras di dalam sebuah masjid di Islamabad pada 2007.

AS pada 2010 menggandakan serangan rudal di kawasan suku Pakistan, dan lebih dari 650 orang tewas dalam sekitar 100 serangan sepanjang tahun itu.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaeda dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.

Sejumlah pejabat Pakistan melaporkan, sedikitnya 21 serangan pesawat tak berawak AS menewaskan sekitar 120 orang pada September, bulan paling mematikan dalam serangan semacam itu.

Ratusan orang tewas dalam puluhan serangan sejak 3 September, yang menyoroti ketegangan dengan Islamabad terkait dengan kecaman AS karena sejauh ini Pakistan tidak melancarkan ofensif darat ke Waziristan Utara.

Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011