Tasikmalaya (ANTARA News) - Badan Intelijen Negara (BIN) menandaskan Kota Ambon sudah aman dan dapat dikendalikan aparat setelah Sabtu kemarin dilanda bentrok warga depan Plasa Ambon yang menewaskan satu orang dan melukai sekitar enam. Kepala BIN Syamsir Siregar, kepada ANTARA di Singaparna, Tasikmalaya, Minggu, mengatakan, bentrokan sosial seperti terjadi kemarin merupakan "penyakit lama" yang bisa "kambuh". "Semoga dapat segera diselesaikan," katanya usai bersilahturahmi dengan tokoh agama dan masyarakat di Pondok Pesantren Cipasung, Singaparna, Tasikmalaya. Ia juga mengungkapkan, secara umum situasi keamanan nasional menjelang pelaksanaan Pemilu 2009 cukup kondusif, meski ada beberapa daerah-daerah rawan konflik tradisional seperti bentrokan antarsuku seperti terjadi di Ambon. "Karenanya, kita akan tetap meningkatkan pengawasan dan pengamatan terhadap daerah-daerah tersebut. Dan kami terus berkoordinasi dengan aparat baik kepolisian dan TNI," terangnya. Sabtu siang terjadi bentrok antarwarga Desa Pelauw dan Desa Kailolo, Kecamatan Harakuru, Maluku Tengah. Upaya aparat dalam meredam bentrok dengan melepaskan tembakan peringatan tidak berhasil. Bentrokan malah meluas ke Desa Liang yang berada di luar kota Ambon dan akibatnya, satu orang warga Paleuw bernama Yosa Latuamary, yang sehari-hari bekerja di TVRI Ambon, tewas. Untuk mencegah bentrok antarwarga yang sudah mengakar itu meluas, Polri dan TNI disiagakan di TKP dan beberapa titik yang rawan bentrok warga dua desa itu. Sementara itu, Panglima Kodam VII/Pattimura Mayjen TNI Noer Muis kepada ANTARA juga memastikan, situasi kota Ambon relatif kondusif dan diharapkan bertahan, terutama menjelang Pemilu. (*)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2009