Ras Lanuf, Libya (ANTARA News/AFP) - Satu pesawat tempur menyerang Ras Lanuf, Ahad, hanya beberapa menit setelah pemberontak menguasai kota minyak di Libya dan mencemooh satu berita televisi pemerintah bahwa kota itu direbut kembali oleh para pendukung Gaddafi.

"Ada dua roket. Tidak ada yang cedera, tidak ada kerusakan properti," kata Abdal Sharif, salah seorang pemberontak yang memerangi rezim pemimpin Libya Muamar Gaddafi.

Meriam-meriam antipesawat di pos pemeriksaan melepaskan tembakan dan penduduk lari ke jalan dekat kompleks minyak itu, kata seorang wartawan AFP.

Para wartawan AFP melihat dua lobang berdiameter dua meter, sekitar 20 meter dari jalan itu dan 50 meter dari pos pemeriksaan.

Hanya beberapa menit sebelumnya, Kolonel Bashir Al Moghrabi, salah seorang pemimpin pemberontak di Ras Lanuf membantah pernyataan-pernyataan bahwa pasukan Gaddafi telah merebut kembali kota minyak yang strategis itu.

"Gaddafi mengatakan mereka merebut kembali Ras Lanuf, tetapi kami masih di sini di Ras Lanuf dan hanya di sini tetapi lebih jauh ke barat," katanya kepada wartawan di luar satu-satunya hotel di kota itu.

Para koresponden AFP termasuk di antara sejumlah wartawan asing yang tinggal di sebuah hotel di pinggiran barat Ras Lanuf dan tidak ada suara-suara yang menandakan adanya pertempuran di sekitar kota itu selama Sabtu malam.

"Tidak ada bentrokan senjata pada malam itu, kota itu berada dalam kekuasaan kami," kata seorang pemberontak kepada AFP.

Sebuah televisi pemerintah Libya sebelumnya melaporkan bahwa kota itu telah dikuasai kembali oleh pasukan yang setia pada rezim itu bersama dengan kota Misrata yang terletak antara Tripoli dan Sirte, dan Tobruk yang mengarah ke perbatasan Mesir.

Mereka merayakan keberhasilan itu di ibu kota Tripoli sementara tentara melepaskan tembakan ke udara dan para sopir membunyikan klakson-klakson mobil dan mengacung-acungkan bendera-bendera nasional, para wartawan-wartawan asing di kota itu diundang untuk menyaksikan acara itu.

"Kami melepaskan tembakan untuk merayakan keberhasilan itu karena kami memukul Al Qaida. Kami menang, Al Qaida pergi," kata seorang tentara kepada AFP.

Pemberontak berikrar akan bergerak ke Sirte, kampung halaman Gaddafi sekitar 150 km dari Bin Jawad, yang merupakan titik paling jauh AFP lihat. Mereka dikerahkan di sepanjang pantai Mediterania, Sabtu.

Menjawab pertanyaan kapan mereka akan bergerak ke Sirte, Moghrabi mengatakan "Kami tidak tahu. Semua tentara akan datang dari Benghazi" tetapi mengatakan pemberontak yakin para pendukung rezim itu memperkuat kehadiran mereka di kota itu.

Ia mengaku ada 8.000 pemberontak yang digelar dari perbatasan Mesir ke Nofilla, yang dekat dengan Bin Jawad.

"Kami tak akan ke Sirte untuk membunuh saudara-saudara kami. Kami telah menghubungi saudara-saudara kami di Misrata dan Zawiyah dan mereka mengatakan kota-kota itu berada dalam pengawasan kami juga."

Menjawab pertanyaan tentang berita-berita bahwa para pendukung Gaddafi sedang mendekati kota-kota itu, Moghrabi mengatakan: "Ya, itu benar. Kita memiliki informasi kemaren," Kami kira mereka di Sirte sekarang." (*)

(Uu.H-RN/M016)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011