Ankara (ANTARA News/AFP) - Satu kelompok hak asasi manusia telah mengecam penangkapan sejumlah wartawan belum lama ini di Turki dan mendesak negara itu untuk menunjukkan komitmennya pada kebebasan pers ketika Ankara meminta keanggotaan Uni Eropa.

Sepuluh orang, sebagian besar dari mereka wartawan terkenal, telah ditempatkan dalam tahanan preventif karena dicurigai terlibat dalam yang diduga komplotan yang menentang pemerintah berakar-Islam Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.

Mereka yang ditangkap termasuk Ahmet Sik dan Nadem Sener, dua wartawan yang terkenal karena laporan kritisnya terhadap sistem pengadilan pidana Turki dan kepolisian, kata Human Rights Watch (HRW) pada akhir pekan lalu. Kedua wartawan tersebut, menurut laporan Ahad, telah didakwa.

Sik adalah penulis bersama sebuah buku mengenai pemeriksaan dan pengadilan dalam kasus Ergenekon -- dinamai sama dengan organisasi yang diduga di pusat suatu konspirasi. Ia telah mengerjakan sebuah buku mengenai kepolisian.

Sener telah menulis sebuah buku mengenai pembunuhan Hrank Dink, wartawan dan pembela HAM terkenal, dan penyelidikan atas kematiannya.

"Dengan tiadanya bukti bahwa polisi memiliki alasan yang daoat dipercaya untuk mengira Ahmet Sik dan Nadim Sener bertanggungjawab karena berbuat salah, penangkapan mereka merupakan perkembangan yang menggelisahkan," kata Emma Sinclair-Webb, peneliti Turki di HRW.

"Itu menimbulkan kekhawatiran bahwa apa yang sekarang diselidiki adalah laporan kritis ketimbang rencana kudeta."

Oposisi dan sebagian besar media mengatakan yang diduga konspirasi, yang telah menyebabkan penahanan ratusan tokoh oposisi sejak 2007, dimaksudkan untuk melumpuhkan semua lawan politik di Turki.

Setelah gelombang terakhir penangkapan, Uni Eropa dan Amerika Serikat meyampaikan kekhawatiran mengenai kebebasan pers di Turki.

Sebagian besar wartawan yang ditahan Kamis lalu adalah pengkritik pemerintah Turki. Undang-undang membolehkan mereka diinterogasi selama empat hari sebelum mereka dibawa ke pengadilan untuk dibebaskan atau didakwa.

Tiga wartawan yang lain ditangkap dan didakwa dua pekan lalu.

Dalam waktu tiga bulan pemilihan akan diadakan di Turki, yang mana Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) pimpinan Erdogan akan mengusahakan masa jabatan ketiga.

Erdogan Jumat membantah campurtangan pemerintah dalam "sistem pengadilan independen".

Ribuan orang, banyak dari mereka wartawan keluar Jumat lalu di Istanbul dan Ankara untuk mengecam penangkapan-penangkapan itu. (S008/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011