Brisbane  (ANTARA News) - Masalah Palestina bukan sekadar tragedi kemanusiaan, melainkan juga "tragedi keislaman" karena kejahatan kemanusiaan Zionis Israel selama 22 hari serangan militernya ke Jalur Gaza baru-baru ini jelas dibungkus oleh niat busuk untuk memusnahkan "orang-orang beriman Islam" di sana.

"Apa yang terjadi di Palestina adalah bagian dari (masalah) kita karena ada legalitas syar`i di sana," kata Ustadz H. Agus Setiawan, Lc.MA di depan puluhan warga Muslim Indonesia yang menghadiri pengajian Perhimpunan Komunitas Muslim Indonesia di Brisbane (IISB), Minggu.

Karena itu, Agus memandang umat Islam di mana pun, termasuk Indonesia, tidak boleh mengabaikan nasib perjuangan rakyat Palestina hanya karena banyaknya masalah di dalam negeri negara masing-masing.

Sebaliknya, umat Islam Indonesia harus terus menunjukkan empati mereka pada perjuangan rakyat Palestina dalam merebut kembali haknya atas tanah-tanah yang telah diduduki dan dirampas Zionis Israel, katanya dalam pengajian bertema "Palestina: Tragedi Dunia Islam Atau Tragedi Kemanusiaan?" itu.

Berbagai masalah bangsa dan keumatan di Tanah Air tidak bisa dijadikan alasan bagi umat Islam Indonesia untuk mengendurkan kepeduliannya dan apalagi sampai tidak peduli pada masalah Palestina karena "sekecil apapun" sumbangsih Muslim Indonesia akan sangat berarti bagi memompa semangat juang rakyat Palestina.

"Sekecil apapun kepedulian kita jangan dianggap remeh karena di balik apa yang kita lakukan justru memberi keteguhan bagi Muslim Palestina. Mereka tetap bersemangat karena doa dan bantuan rakyat Indonesia," katanya.

Hal itu pernah disampaikan seorang tokoh Palestina yang pernah berkunjung ke Jakarta kepadanya saat dia bertugas sebagai penerjemah selama kunjungannya, kata kandidat doktor jurusan Al Qur`an dan Sunnah Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) ini.

Di mata rakyat Palestina, Indonesia adalah sebuah negeri yang tidak pernah lepas dari berbagai cobaan, seperti bencana tsunami di Aceh dan gempa bumi di Yogyakarta, namun umat Islam di sana masih mau membantu saudara-saudara mereka di Palestina. Ketulusan rakyat Indonesia ini yang ikut memompa semangat juang mereka.

Dari perspektif keagamaan dan sejarah nabi, Palestina adalah wilayah yang diberkati Allah SWT dan menyimpan banyak keutamaan, karena di sanalah kiblat pertama umat Islam (Masjid Al Aqsa-red.) dan dari sanalah Nabi Muhammad SAW naik ke sidratul muntaha dalam peristiwa Isra` dan Mi`raj, kata Agus Setiawan.

Selain itu, tidak sedikit pula nabi dan rasul yang perjalanan hidupnya bersentuhan dengan Palestina. Sebagai contoh Nabi Ibrahim dimakamkan di tanah Palestina dan Nabi Musa juga pernah pergi ke Palestina.

Dalam konflik Palestina-Israel, ia mengatakan sifat dasar orang-orang Yahudi Israel yang suka ingkar janji menyulitkan proses perdamaian yang berkeadilan bagi rakyat Palestina. Sifat dasar Yahudi ini terlihat dengan nyata dalam perjalanan sejarah Islam sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan para sahabat, katanya.

Dilihat dari karakteristik partai-partai politik yang berkuasa di Israel, kebijakan politik masing-masing parpol dalam memandang masalah Palestina pun "tidak banyak berubah", katanya.

Dalam pengajian itu, pengurus IISB juga menggelar kotak amal peduli Palestina dan menyuguhkan tayangan singkat video berjudul "Air Mata Palestina" serta pembacaan puisi "Menangis untuk Palestinaku".

Konflik bersenjata Israel-Hamas kembali terjadi setelah para pejuang Hamas melancarkan serangan roket dan mortir ke wilayah Israel selatan menyusul berakhirnya kesepakatan gencatan senjata enam bulan pada 19 Desember 2008.

Israel membalas serangan Hamas dengan membom Gaza lewat udara dan disusul dengan serangan darat secara membabi-buta. Dalam aksi militer Zionis Israel selama 22 hari sejak 27 Desember 2008 itu, jumlah korban di pihak Palestina mencapai sedikitnya 1.300 orang, termasuk 400 anak-anak.

Jumlah warga Palestina yang terluka mencapai 5.300 orang. Selain korban jiwa, ribuan rumah warga, gedung sekolah, rumah sakit, dan gedung PBB juga hancur lebur akibat serangan Israel dengan total nilai kerugian diperkirakan 476 juta dolar Amerika Serikat.

Sebaliknya, Israel mengklaim jumlah korban tewas di pihaknya hanya 13 orang.  (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2009