Ketua Umum FSP BUMN Abdul Latief di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa restrukturisasi yang dimaksud adalah upaya untuk meningkatkan posisi kompetitif perusahaan melalui penajaman fokus bisnis, perbaikan skala usaha, dan penciptaan "core competencies".
Sementara privatisasi yang dimaksud adalah peningkatan kegiatan penyebaran kepemilikan perusahaan kepada masyarakat umum, swasta sehingga memudahkan akses pendanaan, teknologi, manajemen modern dan pasar tradisional.
Privatisasi juga dimaksud untuk melepas kontrol monopolistik pemerintah atas BUMN yang menimbulkan distorsi, seperti pengelolaannya menjadi seperti birokrasi pemerintah, terdapat konflik kepentingan antara fungsi regulator dan penyelenggara bisnis.
Terkait dengan itu, SP BUMN, kata Latief, menyelenggarakan seminar nasional dan Rakernas II di Batam-Kepri pada 10-12 Maret 2011 dengan tema seminar "Holding, Restrukturisasi & Privatisasi : Strategi & Kebijakan BUMN menuju World Class Company."
Tampil sebagai pembicara adalah Menteri BUMN (keynote speaker), Ketua Komisi VI DPR, Deputi Menko Perekonomian, Tanri Abeng, Hotbonar Sinaga (Dirut Jamsostek), RJ Lino (Dirut Pelindo II), Iskandar (Dirut Biofarma), Dir Danareksa, Faisal Basri, Ichsanudin Noorsy.
Pembicara Dahlan Iskan (Dirut PLN) masih ditunggu konfirmasinya. Menakertrans akan menyampaikan presentasi dan berdialog dengan peserta Rakernas.
Selain dimaksudkan untuk merumuskan program kerja ke depan dan konsolidasi anggota FSP BUMN, kata Latief, dialog itu juga untuk sosialisasi dan merespons strategi dan kebijakan BUMN maupun masalah-masalah ketenagakerjaan melalui pola kemitraan antara pekerja, manajemen, pemerintah maupun stakeholder lainnya.
Peserta yang akan hadir lebih dari 70 BUMN, baik yang mewakili serikat pekerja maupun manajemen. Pada acara tersebut akan ditandatangangani nota kesepahaman FSP BUMN dengan Perum LKBN ANTARA dan kerja sama operasi FSP BUMN dengan PT JAMSOSTEK.(*)
(E007/N002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
