Jakarta (ANTARA News) - Wakil Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Keadilan Sejahtera, Mahfudz Sidik menilai, keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang mempertahankan Partai Golkar dalam koalisi menunjukkan bahwa Presiden tidak terpengaruh pada desakan politisi Partai Demokrat.

"Ini pelajaran berharga bagi Partai Demokrat yang agresif menyerang Partai Golkar karena pilihan sikap politiknya mendukung usul hak angket mafia pajak," kata Mahfudz Sidik di Jakarta, Selasa malam.

Mahfudz Sidik mengatakan hal itu menyikapi pertamuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa sore.

Dari pertemuan itu memutuskan, Partai Golkar tetap berada di dalam koalisi partai-partai politik pendukung pemerintah.

Menurut Mahfudz, dari pertemuan tersebut Presiden Yudhoyono juga menyatakan akan melakukan pembenahan manajemen koalisi.

"Keputusan Presiden Yudhoyono ini menunjukkan beliau tidak terpengaruh oleh desakan dan provokasi politisi Partai Demokrat," katanya.

Dari wacana yang berkembang selama ini hingga pertemuan antara Presiden Yudhoyono dan Aburizal Bakrie, menurut dia, banyak hal yang harus diperbaiki dari cara dan gaya Partai Demokrat dalam melakukan komunikasi politik dengan sesama partai politik anggota koalisi.

"Menurut saya cara dan gaya komunikasi politik yang dilakukan Partai Demokrat, tidak SBY banget gitu loh," katanya.

Mahfudz menegaskan, posisi PKS tetap menunggu komunikasi Presiden Yudhoyono dengan pimpinan PKS.(*)

(T.R024/M027)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011