Bogor (ANTARA News) - Bogor butuh lingkungan ramah anak sebagai tempat untuk mendidik dan menyiapkan generasi muda yang berkualitas. Demikian kesepakatan yang dihasilkan dalam diskusi yang di gelar Pusat Studi Wanita Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat IPB, di Kampus Baranangsiang, Bogor, Rabu.

Diskusi yang dihadiri berbagai instansi pemerintahan seperti Dinas Pendidikan, Dinakersostrans, Dinas Bina Marga, Badan Pengembangan Masyarakat dan Keluarga Berencana se Kota dan Kabupaten Bogor, jejaring PSW dari UIKA, UNPAK, Universitas Nusa Bangsa, dan Universitas Juanda.

Ketua Divisi Gender, Pengembangan dan Perlindungan anak, PSW LPPM IPB, Melly Latifa mengatakan, ada tiga hal pokok yang mengharuskan lingkungan ramah anak harus dimiliki Kota dan Kabupaten Bogor.

"Pemberian gizi yang baik, kesehatan dan stimulasi psikologi sosial anak," katanya saat ditemui usai acara, Rabu.

Dijelaskannya, tiga hal tersebut menjadi penting untuk diperhatikan guna mendukung tumbuh kembang anak, agar terciptanya anak-anak yang berkualitas.

Dalam diskusi tersebut dijabarkan, ada tiga kelompok anak, yakni anak usia dini, anak sekolah dan remaja. Masing-masing anak memiliki isu permasalahan masing-masing yang membutuhkan perhatian semua pihak.

Permasalahan anak usia dini di Kota dan Kabupaten Bogor, kata Melly mencakup beberapa hal diantaranya, banyak anak tidak terserap sekolah, disebabkan beberapa faktor, mahalnya biaya pendidikan PAUD, atau lokasi PAUD yang sangat jauh sehingga tidak terjangkau.

Permasalahan anak usia dini lainnya, adalah kualitas tutor yang kurang memadai, tingkat kesadaraan orang tua terhadap tumbuh kembang anak masih rendah, makin maraknya anak usia dini yang berkeliaran di jalan, serta kekerasan pada anak, baik verbal maupun psikis.

Sedangkan permasalahan pada anak usia sekolah, yakni guru yang tidak ramah, anak sekolah berkeliaran pada jam sekolah, demam game online, pornografi, pengaruh rokok dan narkoba, keamanan makanan jajanan sekolah, anak belum sadar lingkungan, grafiti dan minat belajar anak yang kurang.

"Anak usia sekolah sangat rentan dengan permasalahan lingkungan, seperti kekerasan fisik, baik oleh orang dewasa, guru maupun teman sendiri. Pelecehan seksual, putus sekolah dan pekerja anak," kata Melly.

Selanjutnya untuk permasalahan anak remaja, yakni kian maraknya anak jalanan yang tersebar di wilayah Kota dan Kabupaten Bogor.

Permasalahan-permalahan inilah, kata Melly yang harus di carikan solusinya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan dibentuknya lingkungan ramah anak.

Pengertian dari lingkungan ramah anak, kata Melly adalah lingkungan anak baik berupa lingkungan terdekat anak (keluarga) maupun lingkungan yang luas yang mencakup komunitas lokal yang ada yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal.

"Lingkungan ramah anak ini nantinya melibatkan banyak pihak, tidak hanya orang tua, tapi instansi terkait, masyarakat luas dan tenaga pengajar," katanya.

Lingkungan ramah anak, kata Melly nantinya akan memberikan stimulasi tumbuh kembang anak, menyediakan gizi yang baik, menjaga kesehatan anak hingga stimulasi psikologi sosial.

Kepala UPTD Pembinaan sarana dan prasana mental dan kesejahteraan sosial pada Disnakersostrans Kota Bogor, Siti Nursarah mendukung perencanaan lingkungan ramah anak.

"Dengan adanya lingkungan ramah anak, menjadi salah satu upaya kita untuk meminimalisir anak jalanan yang jumlahnya kian banyak di Kota Bogor ini," katanya.

Sementara itu, Kepala PSW LPPM IPB, Titik Sumarti mengatakan, diskusi tersebut diselenggarakan untuk merangkum perencanaan pengembangan lingkungan ramah anak.

"Kita ingin mendorong agar lingkungan ramah anak dapat terwujud di Kota dan Kabupaten Bogor," katanya.

(ANT/KR-LR)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011