"Bila ada sentimen negatif sedikit saja, itu akan menjadi alasan pelaku melakukan ambil untung."
Jakarta (ANTARA News) - Pergerakkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis pagi menguat menyentuh level Rp8.763 setelah didera ambil untung (profit taking) pada transaksi sehari sebelumnya.

Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta pada Kamis pagi menguat sebesar 17 poin ke posisi Rp8.763 dibanding sebelumnya yang sebesar Rp8.780.

Analis Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa menguatnya mata uang Asia lainnya terhadap mata uang dolar AS berdampak positif pada pergerakkan mata uang lokal hingga menyentuh level Rp8.763.

"Reli penguatan rupiah wajar, ekspektasi fundamental ekonomi dalam negeri masih berprospek ke depan," katanya.

Namun, ia menambahkan, Rupiah yang sudah menguat cukup tinggi akan rawan aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan investor.

Pengamat pasar uang, Ahmad Riyadi, mengemukakan bahwa sebagian pelaku pasar sudah berancang-ancang mengambil posisi profit taking.

"Bila ada sentimen negatif sedikit saja, itu akan menjadi alasan pelaku melakukan ambil untung," katanya.

Kendati demikian, lanjut dia, saat ini sentimen negatif belum terlihat seiring ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia, rupiah akan kembali terus bergerak menguat, ditambah Bank sentral Asia berencana akan menaikkan suku bunganya.

"Kenaikan suku bunga akan membuat penguatan mata uang regional Asia masih menarik sebagai tempat investasi global. Negara-negara Asia diperkirakan akan menaikkan suku bunga acuannya, mengantisipasi kenaikan inflasi akibat harga minyak yang tinggi," katanya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011