Jakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan gelombang tsunami akan menghantam Indonesia kawasan timur, menyusul terjadinya gempa 8,9 Skala Richter yang diikuti tsunami di pesisir Pasifik Miyagi di pulau utama Honshu, Jepang, Jumat.

Berdasarkan akun twitter BMKG, gelombang tsunami tersebut akan menghantam sejumlah daerah di Indonesia seperti Irian Jaya, Maluku Utara, Papua dan Sulawesi Utara pada Jumat pukul 18.00 WIB.

Hingga saat ini pihak BMKG masih belum bisa dihubungi terkait dengan peringatan BMKG sebelumnya.

Gempa dan tsunami kuat yang terjadi pada pukul 12.46 WIB dengan lokasi koordinat 38.49 Lintang Utara, 142.79 Bujur Timur, dengan kedalaman 44 km juga menyebabkan kapal-kapal menghantam pantai dan menyapu mobil-mobil yang melewati jalan-jalan di kota-kota pesisir negara itu.

Selain Indonesia, gelombang tsunami Jepang tersebut juga mengancam sejumlah negara seperti kepulauan Kuril, Rusia, Hawai, Kepulauan Mariana dan Taiwan.

Sementara itu, Kementerian urusan darurat Rusia Jumat mengeluarkan peringatan tsunami untuk gugusan Kepulauan Kuril setelah gempa kuat mengguncang laut Jepang, kata para pejabat saperti yang dilaporkan AFP .

Sementara itu di Taipei, pusat biro cuaca Taiwan pada Jumat memperingatkan orang-orang yang tinggal di pesisir pulau timur dan timur laut dalam siaga tsunami yang dipicu oleh gempa besar di Jepang.

Gelombang besar ini diperkirakan akan mencapai Hualien dan Taitung di pantai timur pulau Taiwan pada sekitar pukul 09:30 GMT dan pelabuhan timur laut Keelung setengah jam kemudian, kata biro itu.

Gempa pertama terjadi pada sekitar 382 kilometer (237 mil) di timur laut Tokyo, menurut Survei Geologi AS, yang merevisi besarnya kekuatan gempa 7,9 SR yang diumumkan sebelumnya.

Jepang, terletak pada "Cincin Api Pasifik" dan terdapat beberapa gunung berapi. Tokyo terletak di salah satu wilayah yang paling berbahaya.

Hal ini juga menempatkan wilayah Guam, Filipina, Kepulauan Marshall, Indonesia, Papua Nugini, Nauru, Mikronesia dan Hawaii mendapat limpahan tsunami yang lebih rendah.
(A050)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011