Jakarta (ANTARA News) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Ginandjar Kartasasmita, menegaskan pemerintah dan rakyat Indonesia siap membantu meringankan beban penderitaan rakyat Jepang yang tertimpa bencana alam, gempa dan tsunami.

"Sejak bencana tsunami di Aceh, kemudian bencana alam di berbagai bagian Indonesia lainya, Jepang selalu berada paling depan, paling pertama dan paling besar memberi bantuan," kata Ginandjar di Jakarta, Senin.

Gempa bumi dan tsunami di Jepang beberapa hari lalu, selain telah merenggut korban jiwa, juga memorakporandakan kehidupan bangsa Jepang.

Termasuk kerugian ekonomi, serta yang tak kurang mengkhawatirkan adalah kemungkinan bencana lebih besar akibat kebocoran atau kerusakan di instalasi pembangkit listrik tenaga nuklir.

Bencana dan ancaman terhadap instalasi nuklir ini, menurut dia, walaupun bukan pertama kali terjadi, tetapi dalam skala yang demikian besar, baru pertama kali terjadi dalam sejarah.

Oleh karena itu, dirinya dan seluruh rakyat Indonesia sangat berduka atas bencana alam yang menimpa Jepang.

Apa yang dihadapi bangsa Jepang dewasa ini juga merupakan tantangan bagi masyarakat dunia termasuk Indonesia.

Menurut Ginandjar, mungkin Indonesia tidak mempunyai kemampuan untuk memberi bantuan sebesar yang sama dilakukan Jepang bagi Indonesia.

"Namun kita siap membantu apa saja yang dapat dilakukan untuk meringankan beban penderitaan rakyat Jepang," katanya.

Ginandjar yang merupakan salah satu pengajar di salah satu universitas di Jepang, menyampaikan bahwa dirinya sudah berhubungan dengan duta besar Indonesia di Jepang.

Ia telah berbicara dengan tokoh-tokoh masyarakat Jepang baik kalangan politisi, akademisi, dunia usaha maupun civil society di sana. Ia juga mengaku telah menghubungi duta besar Jepang di Indonesia.

Dengan pihak Pemerintah Indonesia, mantan Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) itu telah berbicara dengan Ketua Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan, Kuntoro Mangkusubroto.

Sebagai mantan Kepala Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh dan Kepulauan Nias, Kuntoro Mangkusubroto, memiliki banyak pengalaman dalam mengatasi pascabencana tsunami di Aceh.

Kuntoro banyak sekali berhubungan dengan pemerintah negara sahabat, lembaga internasional maupun civil society dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepala BRR Aceh.

"Saya berpendapat beliau adalah pejabat yang paling tepat untuk mengkoordinasikan bantuan Indonesia ke Jepang, yang bisa berasal dari pemerintah maupun masyarakat," katanya.

Ginandjar menyambut baik, prakarsa "BRR Institute" yang diketuai Kuntoro untuk menghimpun sekitar 30 organisasi kemanusiaan, baik nasional maupun internasional yang berada di Indonesia.

Usai pertemuan yang juga dihadiri wakil dari Kedubes Jepang akhirnya disepakati bahwa Indonesia masih menunggu permintaan spesifik apa yang diperlukan pihak Jepang mengingat khasnya bencana di Jepang.

Lebih lanjut Ginandjar mengingatkan, Indonesia patut menarik palajaran bahwa negara seperti Jepang, yang diantara negara-negara di dunia yang berpotensi terancam bencana alam gempa bumi dan tsunami, paling siap dan telah memiliki sistem dan teknologi yang termaju.
(F004)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011