China punya salah satu gedung tertinggi di dunia,
Beijing (ANTARA) - Otoritas China melarang pembangunan gedung pencakar langit yang tingginya lebih dari 500 meter atas pertimbangan faktor keamanan.

Kementerian Perumahan dan Kementerian Energi China juga melarang pembangunan gedung lebih dari 150 meter di kota-kota yang penduduknya kurang dari tiga juta jiwa dan 250 meter di tengah permukiman padat penduduk, demikian media setempat, Rabu.

Larangan tersebut sekaligus menghentikan perlombaan pembangunan gedung pencakar langit di berbagai kota di China yang dalam beberapa tahun terakhir makin marak.

Di China terdapat 2.581 unit gedung yang tingginya lebih dari 150 meter, 861 unit (200 meter), dan 99 unit pencakar langit (di atas 300 meter).

Baca juga: Sebelas ditahan terkait kebakaran maut gedung pencakar langit Tianjin

"China punya salah satu gedung tertinggi di dunia," kata Wakil Menteri Perumahan Huang Yan.

Menurut dia, gedung dengan ketinggian ekstrem memerlukan biaya konstruksi yang sangat mahal, konsumsi energinya tinggi, faktor keamanan sangat berisiko, dan menimbulkan masalah lingkungan.

Kalau dibiarkan, bisa menyimpang dari filosofi pembangunan kawasan baru sehingga perlu ditangani sejak dini, demikian Huang.

Dari tahun ke tahun gedung pencakar langit terus bermunculan di China.

Awalnya China memiliki gedung tertinggi di dunia, Oriental Pearl Tower di Shanghai.

Baca juga: Yogyakarta larang pencakar langit demi jaga kawasan budaya

Lalu muncul pencakar langit berikutnya di Guangzhou, Canton Tower.

Dalam tempo yang relatif tidak lama berdiri tiga pencakar langit berbeda di Shanghai, tepatnya di Distrik Pudong, yang seakan menenggelamkan Oriental Pearl Tower.

Demikian halnya di Beijing, dalam empat tahun terakhir sudah berdiri dua unit pencakar langit di Distrik Chaoyang.

Kini Sky City yang berketinggian 838 meter di Kota Changsha, Provinsi Hunan, menjadi gedung pencakar langit tertinggi sekaligus yang terakhir karena setelah itu dipastikan tidak ada lagi yang menandingi ketinggiannya di China. 

Baca juga: Guncangan gedung pencakar langit di Shenzhen masih misterius

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021