Sebelum dikurangi ini kita memang kurang pupuk bersubsidi, maka setelah dikurangi ini semakin kurang lagi
Banda Aceh (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) RI mengurangi alokasi pupuk bersubsidi 2021 untuk Aceh sebanyak 10.199 ton, di tengah kondisi serapan pupuk bersubsidi masyarakat petani daerah Tanah Rencong itu cukup tinggi.

“Kuota pupuk subsidi yang dikurangi itu Urea, SP-36, ZA dan NPK. Sedangkan alokasi pupuk organik mendapatkan penambahan dalam realokasi ini,” kata Kepala Bidang Sarana Prasarana Dinas Pertanian Perkebunan Aceh Fakhrurrazi di Banda Aceh, Rabu.

Ia menjelaskan pengurangan alokasi pupuk subsidi itu berdasarkan surat keputusan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan RI tentang realokasi pupuk bersubsidi bidang pertanian yang diteken pada 21 Oktober 2021.

Realokasi tersebut merupakan yang pertama dilakukan secara nasional pada 2021. Jatah pupuk subsidi setiap provinsi dengan serapan rendah, direalokasi ke daerah dengan realisasi tinggi serapan pupuk subsidi.

“Secara nasional serapan Aceh memang sudah tinggi, tapi ada provinsi lain yang lebih tinggi. Kalau serapan sudah tinggi, maka provinsi lain yang serapannya rata-rata agak rendah, harus diambil dan dialokasi ke provinsi lain,” katanya.

Semula, kata Fakhrurrazi, alokasi pupuk subsidi Aceh pada 2021 sebanyak 158.421 ton, meliputi Urea sebanyak 76.006 ton, SP-36 sebanyak 17.019 ton, ZA 12.437 ton, NPK 45.020 ton dan organik 7.939 ton.

Dalam realokasi, pupuk subsidi Aceh dikurangi sebesar 10.199 ton, di antaranya Urea berkurang 3.705 ton, SP-36 berkurang 1.325 ton, ZA dikurangi 5.006 ton dan NPK berkurang 163 ton. Sementara pupuk organik ditambah sebesar 1.527 ton.

Menurut Fakrurrazi, pengurangan pupuk bersubsidi ini menjadi ancaman kelangkaan pupuk bersubsidi di bumi Serambi Mekkah. Apalagi petani sedang dalam musim tanam rendeng atau musim tanam besar yaitu antara Oktober dan November.

Sejak awal, lanjut dia, alokasi pupuk subsidi Aceh pada 2021 memang rendah, hanya sekitar 36 persen dari 100 persen kebutuhan sesuai dengan data di elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK) penerimaan pupuk subsidi.

“Sebelum dikurangi ini kita memang kurang pupuk bersubsidi, maka setelah dikurangi ini semakin kurang lagi. Serapan akhir tahun ini sudah pasti habis, karena pemakaian maksimal petani kita di Oktober dan November ini, musim tanam besar,” katanya.

Serapan pupuk subsidi 2021 Aceh telah mencapai 113.632 ton atau 75,88 persen dari total alokasi sebanyak 149.749 ton, menurut data setelah dilakukan realokasi Kementan RI.

Dengan rincian serapan, Urea sebesar 56.189 ton atau 77,72 persen, SP-36 sebesar 7.964 ton atau 50,75 persen, ZA sebesar 5.260 ton atau 70,80 persen, NPK sebesar 39.035 ton atau 87,02 persen dan organik 5.181 ton atau 54,74 persen.

“Sisa alokasi pupuk subsidi kita secara keseluruhan sebanyak 36.116 ton dari total pupuk subsidi sebanyak 149.749 ton, setelah realaokasi. Maka kalau ke depan ini serapan kita bisa mencapai 90 persen, bisa jadi alokasi pupuk kita akan dikembalikan, ditambahkan lagi di tahun ini,” katanya.


Baca juga: Pupuk Indonesia siap penuhi tambahan alokasi subsidi satu juta ton

Baca juga: Jawa Timur pertanyakan alokasi pupuk urea turun tahun ini

Baca juga: KTNA Jabar minta percepat alokasi tambahan kuota pupuk subsidi

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021