Kuala Lumpur (ANTARA News) - Menteri Agama Malaysia Ahmad Zahid Hamidi hadir pada peresmian Ade Nasution Center sebuah lembaga kampanye calon legislatif Daud Iswandi Nasution atau yang dikenal Ade Nasution dari Partai Amanah Nasional (PAN) untuk wilayah DKI Jakarta, di Kuala Lumpur, Minggu.

"Di Malaysia, jika ada acara dan seorang menteri hadir itu sudah hebat tapi kini ada acara kampanye politik Indonesia dimana seorang menteri hadir ini pasti luar biasa," kata Ade Nasution panggilan akrab Daud Iswandi Nasution. 

Menteri yang dimaksud Ade Nasution adalah kawan lamanya yang sudah terjalin sejak 20 tahun lalu yakni Ahmad Zahid Hamidi yang kini menjadi menteri Agama Malaysia. Ia datang menghadiri peresmian Ade Nasution Center bersamaan dengan HUTnya ke-56 tahun.

"Hari ini saya berulang tahun ke-56. Saya seharusnya bersama keluarga merayakan ulang tahun di rumah, tapi kali ini, saya merayakan bersama keluarga saya dari Indonesia Ade Nasution," kata Zahid Hamidi ketika memberikan sambutannya dan langsung disambut tepuk tangan gemuruh dari para anggota PAN dan undangan lainnya.

Ade Nasution merupakan Caleg pertama yang melakukan kampanye politik di Malaysia di sebuah hotel di Kuala Lumpur. Ia adalah caleg urutan no 4 dari PAN untuk wilayah DKI Jakarta dan luar negeri.

Dalam pidatonya, Ade mengatakan bahwa pemerintah Indonesia belum melihat TKI sebagai pahlawan devisa bagi negara. Walaupun TKI setiap tahunnya memberikan 11 miliar dolar AS dalam bentuk devisa ke Indonesia tapi kedatangannya dibedakan dengan masyarakat lainnya dengan cara ditempatkan di terminal tiga Soekarno-Hatta.

"Kita tahu semua bahwa terminal tiga adalah tempat pemerasan kepada TKI. Oleh karena itu, jika saya terpilh nanti akan saya hapuskan terminal tiga agar tidak ada lagi tempat pemerasan bagi TKI," janji Ade.

Sementara itu Zahid Hamidi mengatakan bahwa kehadirannya pada acara ini disebabkan  persahabatan yang sudah lama terjalin dengan Ade Nasution. "Saya sudah berkenalan dengan Pak Ade sejak 1987 ketika belum masuk dunia politik. Saya sudah berkenalan dalam dunia bisnis ketika membuka perkebunan di Tapanuli Selatan," ungkap dia.

"Ketika hampir saja Indonesia-Malaysia berperang dalam kasus Ambalat, Pak Ade lah yang memprakarsai kunjungan anggota parlemen ke Malaysia kemudian kami bawa langsung ke Ambalat untuk melihat kondisi di lapangan," katanya.

"Banyak yang saya lakukan untuk warga Indonesia di Malaysia yang kesulitan tapi tidak dimuat dan diketahui oleh media massa atas permintaan teman-teman saya di Indonesia. Hal ini kenapa karena memang Indonesia-Malaysia adalah bersaudara serumpun," kata Zahid yang keturunan Yogyakarta.

Ia mengaku sering ke Indonesia. Minimal lima hingga enam kali per tahun. "Di daerah asal mbah saya di Yogyakarta, setiap tahun saya selalu adakan sunatan massal, minimal 300 anak disunat secara gratis," kata Zahid Hamidi yang masih fasih berbahasa Jawa. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2009