Cianjur (ANTARA) - Pemkab Cianjur, Jawa Barat, menetapkan status siaga bencana hidrometeorologi hingga 31 Mei 2022 karena berdasarkan laporan dari BMKG cuaca ekstrem akan melanda sebagian besar wilayah Indonesia, termasuk di Cianjur, sehingga berdampak terjadinya bencana alam seperti longsor, banjir dan pergerakan tanah.

Kepala BPBD Cianjur, Tedi Artiawan saat dihubungi Rabu, mengatakan status siaga bencana tersebut, ditetapkan setelah pihaknya mendapat laporan dari BMKG Jabar, terkait tingginya curah hujan dengan intensitas tinggi hingga awal tahun.

"Kami sudah menyiagakan seluruh Relawan Tangguh Bencana (Retana) di masing-masing desa dan kecamatan untuk melakukan pemantauan dan pengawasan hingga mengevakuasi warga, saat terjadi bencana alam. Pasalnya sebagian besar wilayah Cianjur, masuk dalam zona merah bencana," katanya.

Baca juga: Menko PMK: Edukasi risiko bencana hidrometeorologi perlu ditingkatkan

Tercatat selama dua hari terakhir, bencana alam banjir, longsor dan pergerakan tanah, melanda 8 kecamatan di Cianjur, seperti banjir dan longsor di Kecamatan Sukanagara, Campaka, Campaka Mulya, Takokak, Sindangbarang, Naringgul, Cijati dan Kecamatan Sukaluyu, dimana hingga Rabu masih dalam penanganan bersama.

Ia menjelaskan, berdasarkan kajian potensi risiko bencana alam,dari total 360 desa dan kelurahan di Cianjur, sebanyak 350 diantaranya berisiko terjadi tanah longsor dan pergerakan tanah, sedangkan 302 desa diantaranya berisiko tinggi, 13 desa berisiko sedang dan 45 desa berisiko rendah.

Berdasarkan rekapan bencana dari Januari hingga September, tercatat telah terjadi 79 bencana tanah longsor dan pergerakan tanah. Paling banyak terjadi pada di Februari dengan 20 peristiwa. Jumlah tersebut, belum ditambah dengan Oktober, dimana terjadi sejumlah bencana pergerakan tanah dan longsor akibat curah hujan yang tinggi.

"Dari puluhan bencana yang terjadi, menyebabkan 21 rumah rusak berat, 38 rumah rusak sedang, 36 rumah rusak ringan dan 280 rumah warga terancam. Untuk bencana alam yang terjadi selama Oktober, masih dalam pendataan, namun jumlah rumah rusak baik akibat longsor dan banjir mencapai 100 rumah lebih," katanya.

Pihaknya mengimbau warga di seluruh wilayah Cianjur, untuk waspada dan siaga bencana hidrometeorologi, terlebih sejak satu pekan terakhir, curah hujan cukup tinggi dengan intensitas lama, sehingga berpotensi terjadinya bencana alam, mulai dari longsor, pergerakan tanah dan banjir bandang.

Baca juga: Polri siapkan langkah antisipatif hadapi bencana hidrometeorologi
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan hujan lebat di beberapa wilayah Indonesia

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021