Jakarta (ANTARA News) - Jumlah wisatawan Indonesia yang berkunjung ke Malaysia pada 2010 mencapai 2,5 juta orang lebih atau terjadi peningkatan terus menerus dari tahun-tahun kecuali pada 2009 dibandingkan dengan 2008.

"Wisatawan Indonesia yang ke Malaysia jumlahnya menempati tempat kedua setelah Singapura, " kata Dubes Malaysia untuk RI Dato` Syed Munshe Afdzaruddin Syed Hassan dalam pembukaan "Pertemuan Agensi Pelancongan Indonesia dan Malaysia di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, wisatawan Singapura yang berkunjung ke negeri jiran itu mencapai 13 juta orang, disusul wisatawan Indonesia 2,5 juta lebih, Thailand l.4 juta,Brunei dan China masing-masing 1,1 juta dan India 691.000.

Jumlah wisatawan Indonesia sendiri yang berkunjung ke Malaysia tercatat l.217.024 orang pada 2006, kemudian l.804.535 pada 2007, 2.428.605 pada 2008, sedikit menurun jumlahnya menjadi 2.405.360 pada 2009 dan meningkat lagi pada 2010 menjadi 2.506.509.

Sektor pariwisata sendiri atau dikenal sebagai pelancongan di Malaysia merupakan penyumbang devisa terbesar kedua setelah sektor perminyakan.

Pada 2009, sektor pariwisata menghasilkan devisa sebesar RM55 milyar (sekitar USD18,3 milyar), sementara sektor perminyakan meraup RM430,6 miliar (sekitar USD143,5 miliar).

Sementara Direktur Pemasaran Malaysia Tourism untuk Wilayah Asia Tenggara Musa Yusof mengungkapan bahwa pada 2020, Malaysia menargetkan kedatangan 36 juta wisatawan asing yang diharapkan akan memasok devisa sebesar RM168 miliar atau sekitar USD56 miliar.

Menurut catatan, selain terus meningkatkan kualitas program wisata konvensional, Malaysia juga terus berupaya mengembangkan program-program wisata baru seperti wisata belanja, wisata pengobatan dan pendidikan (training).

Salah satu program yang digalakkan oleh negeri jiran tersebut berupa "Malaysia My Second Home" yakni program yang memberikan kesempatan pada sejumlah warga asing termasuk warga negara Indonesia untuk tinggal dalam waktu lama di Malaysia (l0 tahun dan dapat diperpanjang).

Peserta program tersebut dapat memiliki properti di Malaysia, membawa mobil dari negeri asal atau membelinya di Malaysia, memperoleh izin kerja paruh waktu, membawa keluarga termasuk pembantu dan kesempatan pendidikan bagi anak-anak di negeri jiran tersebut.

Pertemuan dihadiri sekitar 250 pengusaha agen perjalanan, pengusaha hotel dan usaha terkait dengan pariwisata lainnya bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan sinergi pengembangan industri pariwisata di kedua negara.(*)

(T.N001/S019)


Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011