"Itu tidak ada," kata Menteri Agama, Suryadharma Ali ketika ditemui di komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis.
Suryadharma mengaku telah bertemu dengan pihak-pihak terkait di Jawa Barat, dan dapat dipastikan tidak pernah ada operasi semacam itu.
"Saya sudah bertemu dengan Pangdam III Siliwangi, bertemu dengan Kapolda Jabar, tidak ada namanya operasi gelar sajadah seperti yang dimaksudkan, yaitu operasi yang dilakukan oleh TNI/Polri, masuk ke rumah Ahmadiyah, dengan memaksa mengintimidasi agar menandatangani pernyataan masuk ke dalam Islam. Itu tidak ada, sama sekali tidak ada," katanya.
Menteri Dalam Negeri, Gamawan Fauzi juga membantah. Dia bahkan sudah mengecek ke pemerintah provinsi Jawa Barat untuk memastikan hal itu.
"Saya cek ke Pak Gubernur, tidak ada," kata Gamawan.
Sebelumnya, Pangdam III Siliwangi Mayjen TNI Moeldoko menegaskan tidak ada operasi khusus yang disebut-sebut "Operasi Gelar Sajadah" dalam penanganan atau pembinaan jamaah Ahmadiyah di wilayah Jawa Barat.
"Saya tegaskan tidak ada kegiatan yang bersifat operasi dalam pembinaan jamaah Ahmadiyah di wilayah Jabar dan Banten," kata Pangdam Siliwangi di sela-sela Pertemuan Pimpinan Ponpes dan Ormas Islam tingkat Jabar di Jatinangor Sumedang, Kamis.
Konsep "Gelar Sajadah" hanyalah pendekatan moral dalam rangka mengawal dan mensosialisasikan Peraturan Gubernur (Pergub) No.12/2011 tentang pelarangan Ahmadiyah di Jabar. Itu bukan sebuah operasi, kata Pangdam menegaskan.
Ia menyatakan, hal itu adalah pendekatan moral dalam menyelesaikan permasalahan yang berkembang di masyarakat. Permasalahan itu bila dibiarkan bisa menjadi konflik yang lebih besar.
Pangdam menyebutkan, sudah memanggil sejumlah Komandan Kodim dan satuan yang ada untuk mengklarifikasi bila terjadi kesalahan interpretasi dalam mengawal sosialisasi Pergub pelarangan Ahmadiyah di Jabar itu.
"Saya panggil komandan satuan, saya tanya sat-satu, bila ada yang melakukan cara operasi akan saya penjarakan. Semuanya nggak ada, mohon pendekatan Gelar Sajadah jangan disalahartikan," kata Pangdam.(*)
(F008*P008/S025)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
