Sukabumi (ANTARA News) - Seorang lagi tenaga kerja wanita asal Sukabumi, Jawa Barat, meninggal di tempat kerjanya, kali ini di Syria.

TKW itu bernama Siti Romalah, warga Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, kata Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Jejen Nurjanah kepada ANTARA di Sukabumi, Jumat.

Ia menyebutkan, jenazah TKW tersebut belum bisa dikembalikan ke tempat tinggal karena terkendala oleh identitas Siti yang tidak jelas.

Keterangan yang dihimpun ANTARA sementara ini, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Syria sedang mencocokan identitas yang ada dalam pasport dan dokumen milik Siti lainnya.

"Kami masih menunggu informasi dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI tentang perkembangan penanganan jenazah Siti selanjutnya," kata Ketua SBMI Jejen Nurjanah.

Ia mengungkapkan, dari informasi yang diterimanya, Siti meninggal dunia karena sakit dan pihaknya juga tidak mengetahui sakit apa yang dideritanya sampai menyebabkan TKW itu kehilangan nyawa.

"Belum ada keterangan yang jelas, sakit apa yang diderita Siti," ungkapnya.

Ia mengaku khawatir jika Siti berangkat dan bekerja di Syria menggunakan pasport dan dokumen yang palsu.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya akan terus mencari informasi selengkapnya, untuk kemudian berusaha memulangkan jenazah Siti ke tempat tinggalnya.

"Saat ini jenazah Siti masih berada di salah satu rumah sakit di Syria," ujar Jejen.

Sementara belum lama ini, Imas Masrikah, TKW asal Kampung Pasir Angin, Desa Sukamanah, Kecamatan Nyalindung, Sukabumi, tewas akibat dibunuh oleh majikannya di Arab Saudi.

Terkait kasus itu, Pemerintah Kabupaten Sukabumi sempat protes dan meminta pengadilan di Arab Saudi menghukum majikan Imas dengan hukuman yang berat.

Dari data SBMI masih terdapat puluhan bahkan ratusan TKI bermasalah dengan majikannya di negara tempat mereka bekerja, seperti tidak dibayar gajinya, hilang kontak, kabur dan disiksa oleh majikannya.

Sementara itu, Kasi Penyediaan dan Penempatan TKI Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Sukabumi, Ismail menuturkan bahwa pihaknya belum menerima laporan tentang adanya TKW asal Sukabumi yang meninggal dunia di negeri orang belakangan ini.

"Hambatan kami dalam melakukan pendataan karena banyak TKI yang berangkat tanpa melalui prosuder ketetapan yang berlaku, seperti tidak melapor kepada kami. Selain itu, keluarga korban pun jarang yang melapor jika terjadi sesuatu kepada keluarganya yang menjadi TKI di luar negeri," paparnya.

Di tempat terpisah, Eni binti Katma Mumu (26), warga Kampung Munjul, Desa Gegerbitung. Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, saat ini dilaporkan sedang berjuang untuk melepaskan diri dari hukuman pancung di Arab Saudi karena dituduh telah membunuh anaknya sendiri.

Banyaknya kasus yang diderita TKW asal Kabupaten Sukabumi menambah panjang cerita pilu para pahlawan devisa.

(KR-ADR/P004/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011