Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) menyebutkan sebesar 89,1 persen masyarakat Indonesia masih meminum air yang masuk dalam kategori tidak aman.

“Sekitar 89,1 persen masyarakat kita masih meminum air yang tidak aman,” kata Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes Vensya Sitohang dalam Diskusi Pegiat Air Minum dan Sanitasi yang diikuti daring di Jakarta, Jumat.

Vensya menjelaskan, air yang dikonsumsi tersebut dapat dikatakan tidak aman karena masih mengandung banyak bakteri seperti mengandung E.coli.

Akibatnya, jumlah masyarakat yang menderita penyakit diare di Tanah Air dapat terbilang masih tinggi. Oleh sebab itu, dia menjelaskan masyarakat memerlukan air yang dapat dikonsumsi secara aman.

“Bila bicara soal air minum, itu sekarang sudah tidak bisa kita bicara soal layak, tapi harus soal aman. Karena air minum yang layak bukan air minum yang aman,” tegas dia.

Baca juga: 89 persen sumber air DIY tercemar bakteri
Baca juga: Hasil studi: 7 dari 10 rumah tangga mengonsumsi air tercemar E Coli

Menurut Vensya, untuk dapat mendorong masyarakat menjadi higienis, sehat dan memiliki akses sanitasi yang baik, diperlukan adanya bantuan dari Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) yang dapat menyebarkan praktik baik dalam kehidupan sehari-hari.

Melalui OMS, diharapkan banyak pihak yang akan terinspirasi untuk mencontoh dan memodifikasi inovasi-inovasi yang dibuat untuk meningkatkan kualitas sanitasi yang ada di masyarakat juga memperluas jejaring kerja sama untuk melakukan kampanye edukasi seperti stop buang air besar sembarangan juga membentuk budaya cuci tangan pakai sabun.

Baca juga: 13 Depot Air Minum Tercemar Bakteri
Baca juga: Bappenas: Media massa berperan kampanyekan air minum dan sanitasi aman


Ia mengatakan, OMS juga dapat mendukung program sanitasi total berbasis masyarakat yang dijalankan Kemenkes untuk menciptakan sebuah lingkungan yang kondusif dan mampu meningkatkan kebutuhan dan akses sanitasi yang ada pada masyarakat di arena pelayanan umum seperti sekolah, kantor, rumah makan, Puskesmas juga terminal.

Vensya berharap akan semakin banyak OMS yang tergabung bersama pemerintah untuk dapat menciptakan lingkungan hidup yang bersih sehingga masyarakat yang terkena berbagai penyakit akibat air yang tidak bersih dapat berkurang dan taraf kualitas hidup masyarakat menjadi lebih baik.

“Sanitasi total berbasis masyarakat (STBM), telah bermitra dengan berbagai OMS dalam pelaksanaan STBM termasuk untuk kampanye dan advokasinya. Mudah mudahan ke depan akan semakin baik lagi dan semakin banyak OMS yang terlibat,” kata dia.

Baca juga: Peneliti: Kepatuhan depot air minum penuhi standar mutu masih rendah
Baca juga: Untuk sumber air aman, Bappenas dorong penggunaan air minum perpipaan
Baca juga: Kementerian PUPR targetkan pembentukan 3.400 KPSPAMS


 

 

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021