Kudus (ANTARA News) - Seorang warga asal Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Rabu, nekat mengakhiri hidup dengan cara gantung diri diduga karena tidak tahan dengan penyakit yang dialaminya tak kunjung sembuh.

Kasus gantung diri tersebut, merupakan yang kedua dalam sepekan ini setelah kasus serupa juga terjadi di Desa Ploso, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, Senin (21/3) lalu.

Salah seorang warga sekitar, Hartini (47) mengatakan, aksi gantung diri yang dilakukan pembantu rumah tangga yang bernama Ngatiyem (57), diperkirakan terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, di rumah majikannya yang bernama Kasdi Supriyanto (61) dan Siti Sundari (45) warga Desa Jati Wetan.

Awalnya, ibu dua anak itu, memanggil Ngatiyem agar mengambil jemuran yang ada di halaman rumah majikannya karena cuaca mulai mendung.

Setelah beberapa kali dipanggil tidak ada tanggapan, Hartini mencoba masuk halaman rumah tetangganya itu sambil mengetuk pintu berkali-kali.

Tak lama berselang, pemilik rumah Siti Sundari bersama suaminya Kasdi Supriyanto datang.

Setelah mendapatkan penjelasan dari tetangganya itu, kedua pasangan tersebut mencoba mencari pembantu rumahnya yang dipanggil berulang kali tidak memberikan jawaban.

Menurut Siti Sundari, pembantunya itu tidak pernah pergi tanpa berpamitan.

Setelah dilakukan pencarian di dalam rumah tidak ditemukan, dilanjutkan pencarian di dalam gudang dan mendapati pembantunya gantung diri.

Mengetahui temuan tersebut, Siti Sundari segera memberitahukan kejadian itu kepada suami dan tetangga terdekat.

Kepala Kepolisian Resor Kudus, AKBP Raden Slamet Santoso, melalui Kepala Kepolisian Sektor jati, AKP Supriyadi, membenarkan, peristiwa tersebut.

"Kami menduga, kematian Ngatiyem memang murni gantung diri, mengingat tidak ditemukan tanda-tanda bekas penganiayaan atau tindak kekerasan lainnya," ujarnya.

Dugaan tersebut, kata dia, diperkuat dengan hasil pemeriksaan dokter yang menyebutkan bahwa Ngatiyem tewas karena murni gantung diri.

Berdasarkan keterangan keluarga, Ngatiyem sejak lama mengeluhkan sakit rematik pada kakinya, sehingga muncul dugaan pelaku tidak tahan merasakan sakit yang dideritanya dengan jalan memilih mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri menggunakan seutas tali "tampar" berwarna biru sepanjang 2,5 meter dengan diameter 0,5 centimeter. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011