Kadang-kadang berita dibuat sensasi tapi faktanya tidak ada"
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring menilai berita Aljazeera tentang isu kudeta hanya untuk mencari sensasi dan jangan dianggap serius karena itu hanya rumor.

"Kadang-kadang berita dibuat sensasi tapi faktanya tidak ada. Menurut saya rumor," kata Tifatul kepada pers di Istana Wapres Jakarta, Kamis, usai mengikuti rapat internal pimpinan Wakil Presiden Boediono yang juga diikuti Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, dan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa.

Tifatul mengatakan, yang namanya revolusi dan atau kudeta tentunya diberitakan setelah kejadian, bukan sebelum kejadian.

Dia menganggap berita tersebut hanya sebuah analisa dan media boleh saja melakukan analisa. "Silakan saja melakukan analisa tapi kenyataannya itu tidak terjadi, namanya juga berita analisa," kata Tifatul.

Tifatul menyatakan pemerintah Indonesia tidak akan memprotes pemberitaan itu. "Selama tidak melanggar undang-undang yang berlaku di negara kita, maka tidak bisa dilakukan proses hukum. Berita di dalam negeri saja banyak yang hanya analisa," katanya.

Sejumlah purnawirawan jenderal bintang tiga disebut berada di balik gerakan anti-Ahmadiyah, serta kekerasan terhadap jemaatnya di Indonesia, demikian Al-Aljazeera pada Selasa (22/3).

Para jenderal tersebut diam-diam mendukung organisasi itu karena berniat menjatuhkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dari kekuasaannya mengingat sang presiden dianggap terlalu lemah dan reformatif, lapor Aljazeera.(*)

ANT

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011