Jakarta (ANTARA News) - Para aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia, baik dari kalangan fungsionaris presidium pusat maupun mayoritas utusan dewan pengurus cabang dan koordinator daerah se-Indonesia, menolak intervensi siapapun dalam penyusunan kepengurusan nasional periode mendatang.

"Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang bersifat independen ini jangan digiring menjadi `onderbouw` parpol tertentu atau sebagai sub-ordinasi kekuatan apapun," kata mantan Ketua DPC GMNI Manado, Ferrol Warouw di Jakarta, Kamis.

Hal senada dinyatakan Ketua Komite Advokasi Rakyat Presidium Pusat GMNI, Muhammad Item dan Octa Rasubala (alumni GMNI di Jakarta) terkait manuver beberapa alumni yang mencoba menggiring pembentukan Presidium Pusat GMNI sesuai keinginan parpol atau organisasi politik tertentu.

Informasi ini, menurut Ferrol Warouw dan Muhammad Item, begitu kencang berembus di arena Kongres XVII GMNI di Balikpapan saat ini.

"Kami akan terus menentang intervensu ini. Apapun resikonya, GMNI harus tetap independen dan dengan bebas menjadi pemikir pejoang dan pejoang pemikir yang Pancasilais dan prokaum Marhaen, tanpa ada yang mengkooptasi," kata Ferrol Warouw, mahasiswa program doktoral di Universitas Indonesia ini.

Karena itu, dia mengharapkan pengertian para senior yang telah berkiprah di lingkup politik praktis maupun birokrasi pemerintahan, agar sama-sama menjaga eksistensi keindependensian GMNI.

Hal itu pun mendapat dukungan penuh mantan Ketua Umum Presidium Persatuan Alumni GMNI, Palar Batubara. (M036/S023/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011