Jakarta (ANTARA) - Dirjen Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Ruandha Agung Sugardiman menjelaskan bahwa sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain (forestry and other land use/FoLU) menjadi sektor yang ditargetkan menyumbang pengurangan terbesar dalam target emisi Indonesia.

Ruandha mengatakan dari target pengurangan emisi 29 persen dengan usaha sendiri, sektor kehutanan harus mengurangi 17,2 persen. Sementara dari target pengurangan 41 persen dengan bantuan internasional, sektor FoLU ditargetkan berkontribusi 24,1 persen.

“Porsi terbesar dari target pengurangan emisi gas rumah kaca berasal dari sektor kehutanan,” tegas Ruandha ketika berbicara dalam diskusi di Paviliun Indonesia di sela-sela COP-26 United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) di Glasgow, Skotlandia dan dipantau virtual dari Jakarta pada Rabu.

Baca juga: Peneliti: Perlu pengurangan emisi GRK segera dan berskala besar

Terkait hal tersebut, dia kembali menegaskan bahwa berdasarkan dokumen target pengurangan emisi karbon Nationally Determined Contribution (NDC) Indonesia yang sudah diperbarui telah berisi ambisi Indonesia untuk mencapai penyerapan bersih atau net sink di sektor FoLU pada 2030.

Beberapa langkah yang diambil Indonesia untuk mencapainya adalah reduksi emisi dari deforestasi, restorasi gambut, meningkatkan sekuestrasi karbon, restorasi dan rehabilitasi hutan, manajemen hutan berkelanjutan dan menjaga tutupan hutan.

“Kita bisa meringkas ada tiga aktivitas yang ingin kita capai yaitu mengurangi emisi, meningkatkan penyerapan karbon dan juga mempertahankan penyerapan,” jelas Ruandha.

Dia menjelaskan terjadi perubahan paradigma di Indonesia dengan semakin gencarnya isu perubahan iklim digaungkan. Hal itu berpengaruh terhadap berbagi langkah dan target yang diterapkan di Indonesia.

"Lingkungan hidup menjadi fondasi dari kehidupan sosioekonomi," ujarnya.

Baca juga: Pertamina dukung target pengurangan emisi karbon Indonesia

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021