Jakarta (ANTARA News) - PT Indosat Tbk dinilai mampu meraih pendanaan besar dengan kas internal yang mencukupi pada tahun 2011 setelah perseroan pada tahun 2010 melakukan percepatan pelunasan utang, pembayaran obligasi.

"Percepatan pelunasan utang berdampak positif bagi kinerja Indosat ke depan karena selain mengurangi beban perusahaan juga memberikan ruang bagi perusahaan melakukan inovasi-inovasi baru untuk dapat merebut pangsa pasar di industri telekomunikasi," kata pengamat pasar modal Revolt Wenas di Jakarta, Minggu.

Dalam siaran pers, Revolt berpendapat, dengan internal kas yang positif perusahaan dapat meraih pendanaan yang besar untuk mengembangkan bisnisnya ke depan.

Untuk pertama kalinya dalam tiga tahun terakhir Indosat berhasil membukukan dana kas internal yang positif yakni Rp868 miliar atau meningkat 113 persen dari sebelumnya yang minus Rp6,6 triliun.

Pencapaian tersebut membuat perusahaan telekomunikasi terintegrasi itu memperoleh rating AA- (stable) dari Standard and Poor dan Aa2 (stable) dari Moody's Investor Services yang menunjukkan ketangguhan perusahaan dalam melakukan investasi ke depan.

Menurut catatan, pada 2010 Indosat mempercepat pembayaran fasilitas kredit BCA senilai Rp1,3 triliun, fasilitas kredit DBS Rp400 miliar, dan fasilitas kredit Mandiri Rp900 miliar.

Perusahaan juga melunasi obligasi dolar AS yang jatuh tempo 2012 senilai 109 juta dolar AS, obligasi dolar AS yang jatuh tempo 2010 sebesar 234 juta dolar AS, dan pembayaran obligasi rupiah jatuh tempo pada 2010 sebesar Rp640 miliar.

Dengan begitu, hingga akhir 2010, utang Indosat tercatat turun 5,5 persen menjadi Rp24,06 triliun dibandingkan 2009 senilai Rp25,47 triliun.

"Pelunasan utang ini akan berdampak besar bagi kinerja Indosat di 2011 dan 2012. Keuntungan akan melonjak di 2011 ini," tambah Wenas.

Indosat mencatat penurunan laba bersih dari Rp1,498 triliun pada 2009 menjadi Rp647,2 miliar pada 2010.

Penurunan laba bersih 2010 dikarenakan Indosat melakukan percepatan pelunasan utang, selain melakukan investasi yang cukup besar di 2010.

Pelunasan utang lanjut Wenas, juga akan semakin meningkatkan EBITDA Indosat.

Pada kuartal keempat 2010, EBITDA Indosat tercatat Rp2,498 triliun atau naik 2,1 persen dibandingkan kuartal keempat 2009 yang Rp2,447 triliun.

Secara tahunan, EBITDA Indosat meningkat lebih tinggi yakni 9,7 persen dari Rp8,774 triliun di 2009 menjadi Rp9,626 triliun tahun 2010.


Peringkat Kedua

Wenas juga memperkirakan Indosat akan tetap menempati peringkat kedua jumlah pelanggan terbesar pada 2011.

Jumlah pelanggan seluler Indosat pada akhir 2010 menembus angka 44,3 juta nomor, atau naik signifikan 34,3 persen dibandingkan periode sama tahun 2009 sebanyak 33 juta pelanggan.

Dengan jumlah pelanggan 44,3 juta, Indosat meraih 22,4 persen pangsa pasar industri telekomunikasi nasional yang mencapai total pelanggan 197,4 juta nomor.

Jumlah pelanggan tersebut menempatkan Indosat menempati urutan kedua setelah Telkomsel yang sudah meraih sekitar 95 juta pelanggan.

Sementara, XL Axiata menduduki posisi ketiga dengan jumlah pelanggan 40,4 juta nomor di akhir 2010, atau naik 28,6 persen dibandingkan 2009 yang 31,4 juta pelanggan.

Sementara itu, pengamat telekomunikasi, Guntur Siboro menambahkan, industri telekomunikasi merupakan industri padat modal, sehingga kemampuan perusahaan meraih pendanaan menjadi sangat penting.

"Investasi merupakan kunci bagi perusahaan meraih pelanggan lebih banyak lagi," kata Guntur.

Apalagi, lanjutnya, industri telekomunikasi diyakini akan terus tumbuh seiring pertumbuhan perekonomian Indonesia ke depan.

Ia menilai, Indosat mempunyai prospek cukup bagus ke depan melalui strategi dan inovasi produk yang tepat.(*)

(ANT/R017)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011