Sukabumi (ANTARA News) - Kepolisian Sektor (Polsek) Sagaranten dan Kepolisian Resor (Polres) Sukabumi, Jawa Barat, masih mencari pelaku pembunuhan sadis yang memutilasi Enem (58) menjadi tiga bagian.

"Kami masih mencari pelaku, dan motif dibalik pembunuhan sadis ini," kata Kapolres Sukabumi, AKBP Bagus Srigustian, saat dihubungi ANTARA News melalui telepon seluler (ponsel)-nya, Senin.

Untuk mengungkap kasus itu, ia mengemukakan, pihaknya masih menugasi anggota melakukan pencarian jejak dan bukti di tempat kejadian perkara (TKP), yakni di Sungai Cibuni, Kampung Cibungur, Desa/Kecamatan Cidadap, Kabupaten Sukabumi.

"Untuk dugaan awal, kami menduga korban dirampok kemudian dibunuh, namun kami masih melakukan penyelidikan atas kasus yang menewaskan kakek berusia 58 tahun ini," ujar Bagus.

Sementara itu, Mistah (55) selaku kerabat korban mengungkapkan, sepasang kaki korban sudah ditemukan di dekat pesawahan dan perkebunan di Kampung Ciminyak, Desa Padasenang, Kecamatan Cidadap.

"Kaki sepupu saya ditemukan oleh seorang warga yang sedang membersihkan sawahnya yang melihat ada anjing menggigit karung. Dan ternyata setelah dilihat isi karung tersebut berisi sepasang kaki Enem," ungkap Mistah.

Ia menambahkan, saat ditemukan kondisi kaki itu sudah membusuk, dan keluarga memutuskan agar kaki tersebut segera dikuburkan. "Kaki korban sudah dikuburkan tidak jauh dari rumahnya, yakni di Kampung Rancagoong, Desa Padasenang, Kecamatan Cidadap, dan badannya sudah lebih dahulu dikuburkan," ujarnya.

Keluarga korban pun meminta kepada pihak kepolisian untuk segera menangkap dan menghukum yang seberat-beratnya kepada si pelaku.

Kasus mutilasi tersebut terungkap saat seorang penambang pasir menemukan tubuh tanpa kaki di aliran Sungai Cibuni pada Jumat (24/3) pagi. Setelah diidentifikasi, ternyata potongan jenazah tersebut merupakan warga Kampung Rancagoong, bernama Enem yang kesehariannya bertani.

Warga mengenal kakek Enem sebagai petani sukses yang setiap harinya membawa uang puluhan juta rupiah disimpan dalam tas pinggangnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011