Tokyo (ANTARA) - Dolar AS menuju minggu terbaiknya dalam hampir lima bulan terhadap mata uang utama lainnya pada Jumat, di tengah spekulasi kenaikan suku bunga Federal Reserve lebih awal dari yang diperkirakan setelah data minggu ini menunjukkan inflasi AS berada di laju tercepat dalam tiga dekade.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya, mencapai tertinggi baru 16 bulan di 95,256 di sesi Asia, berada di jalur untuk kenaikan 1,08 persen minggu ini, terbesar sejak periode yang berakhir 20 Juni.

Euro tergelincir kembali ke level terendah 16 bulan di 1,1439 dolar AS, dan sterling merosot ke 1,33565 dolar AS, level terlemahnya tahun ini.

Data pada Rabu (10/11/2021) menunjukkan kenaikan berbasis luas dalam harga-harga konsumen AS bulan lalu pada laju tahunan tercepat sejak 1990, mempertanyakan pendapat Fed bahwa tekanan harga-harga akan "sementara" dan memicu spekulasi bahwa pembuat kebijakan akan menaikkan suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.

Pasar sekarang memperkirakan kenaikan suku bunga pertama pada Juli dan lainnya pada Desember tahun depan.

"Kami masih perkirakan harga-harga pasar memiliki ruang untuk menguat lebih lanjut, terutama pada tahun 2023, yang selanjutnya dapat mendukung dolar AS," tulis ahli strategi Commonwealth Bank of Australia Kimberley Mundy dalam catatan klien.

Sebaliknya, "suku bunga berjangka terlalu agresif dalam menentukan kenaikan suku bunga (Bank Sentral Eropa) untuk tahun depan mengingat pembuat kebijakan ECB tidak beranjak dari panduan ultra‑dovish mereka," memberikan ruang untuk pelemahan euro lebih lanjut, katanya.

Pedagang akan mengamati angka inflasi dari survei University of Michigan, bersama dengan data lowongan pekerjaan JOLTS minggu ini.

Presiden Fed New York John Williams berbicara pada konferensi secara daring, berpotensi menawarkan sekilas tentang bagaimana pembuat kebijakan bereaksi terhadap angka inflasi yang panas. Kepala ekonom Bank Sentral Eropa Philip Lane juga berbicara di panel pada acara terpisah.

Dolar naik setinggi 114,265 yen pada Jumat, tertinggi satu minggu. Dolar menyentuh tertinggi 2,5 minggu di 0,9224 franc Swiss untuk hari kedua berturut-turut.

Anggota dewan gubernur Swiss National Bank (bank sentral Swiss) Andrea Maechler mengatakan pada sebuah acara Kamis (12/11/2021) malam bahwa franc Swiss tetap diminati karena investasi safe haven dengan ketidakpastian pasar yang meningkat akibat pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung.

Dolar Australia yang sensitif terhadap risiko merosot ke level 0,7283 dolar AS untuk pertama kalinya dalam lebih dari sebulan. Dolar Selandia Baru turun ke level 0,7005 dolar AS, tingkat yang tidak terlihat sejak 14 Oktober.

Baca juga: Dolar menguat ke tertinggi 2021 di Asia, dipicu Inflasi AS yang tinggi
Baca juga: Dolar melemah 3 hari beruntun, dekati terendah 1 bulan terhadap yen
Baca juga: Dolar sedikit turun setelah melonjak, ditopang data kuat pekerjaan AS

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2021