Merauke (ANTARA News) - Grup Rajawali melalui dua unit usahanya, PT Cendrawasih Jaya Mandiri dan PT Karyabumi Papua, masih menunggu izin prinsip dari menteri kehutanan untuk menjalankan usaha penanaman tebu dan pabrik gula di Merauke, Papua.

"Kebutuhan izin prinsip dari Menhut ini mendesak dalam rangka mempersiapkan 1.000 hingga 1.500 hektare lahan untuk pembibitan," kata General Manager Agriculture Papua Project Grup Rajawali, FS Heru Priyono, kepada wartawan di Merauke, Selasa.

Karena Izin Prinsip Pelepasan Kawasan Hutan dari Menhut yang diajukan pada akhir 2010 belum ditandatangani, kata Heru Priyono, saat ini perusahaan menyewa lahan transmigrasi seluas sekitar 240 hektare untuk pembibitan mengingat pabrik yang akan dibangun bakal mulai produksi pada 2013.

Sebelumnya kedua unit usaha Grup Rajawali itu sudah menerima izin lokasi di Distrik Kurik dan Malind dari bupati Merauke, persetujuan izin usaha perkebunan (IUP) dari gubernur Papua, dan Surat Rekomendasi Pelepasan Kawasan Hutan dari gubernur Papua.

Diakui oleh Heru bahwa proses perizinan merupakan salah satu kendala dalam pelaksanaan program food estate, selain pelepasan hak ulayat milik masyarakat mengingat belum adanya perundangan tentang itu serta minimnya infrastruktur di Merauke.

Grup Rajawali merupakan salah satu investor serius dari 16 investor yang merupakan bagian dari 46 calon investor yang telah mendapatkan izin lokasi bupati Merauke dalam Program Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) atau food estate di wilayah tersebut.

Adapun luas lahan yang digarap ditetapkan sekitar 46.000 hektare, menyusut dari sebelumnya 70.000 hektare karena antara lain ada lahan yang tumpang tindih dengan hutan lindung dan hutan keramat,

Heru Priyono yang juga Direktur PT Cendrawasih Jaya Mandiri juga menjelaskan bahwa nilai investasi jangka pendek yang ditanamkan grup itu sebesar Rp2,9 triliun.

Dengan rincian untuk pabrik berkapasitas 12.000 ton per tahun dan peralatan Rp1,6 triliun; tanah, kebun dan infrastruktur seluas sekitar 23.503 hektare Rp1,1 triliun; serta pembangkit listrik 20 Megawatt (MW) Rp0,2 triliun.

Tentang pembibitan, Heru menjelaskan bahwa kedua perusahaan sudah melakukan pembibitan 40 ton seluas 40 hektare dengan sumber bibit dari Pusat Perkebunan Gula Indonesia, Pasuruan.

Adapun bibit yang dikembangkan berjumlah tujuh varietas yakni Kentung, PS 881, PSBM 901, PS 862, PSJT 941, Kidang Kencana dan PS 864.

Sementara itu Kepala Bidang Promosi Investasi Badan Koordinasi Penanaman Modal Daerah dan Perizinan Kabupaten Merauke, Freddy Puturuhu, menjelaskan, pembangunan program food estate dengan 46 calon investor itu terbagi dalam 10 kluster dengan total luas lahan 1,2 juta hektare.

Rinciannya, kluster 1-4 pada 2011-2014 seluas 423.251 hektare, kluster 5-8 pada 2015 - 2019 seluas 632.000 hektare dan kluster 9-10 pada 2020-2024 seluas 227.000 hektare.
(A023*A041)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011