Makassar (ANTARA News) - Satu tim dari Universitas Gadjah mada (UGM) selama tiga hari (29-31 Maret) "berguru" mengenai pengelolaan keuangan perguruan tinggi ber-Badan Layanan Umum (BLU) di Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar.

Kunjungan "sharing study" tersebut, kata Wakil Rektor II Unhas, Andi Wardihan Sinrang di Makassar, Rabu, melibatkan 13 orang anggota rombongan dengan dua orang direktur yakni Ir Adnan Pamudji Rahardjo, MSc, PhD (Direktur Rencana Pengembangan) dan Prof dr Arif Faisal, Sp.Rad yang juga Direktur Rumah Sakit Akademik UGM.

Sharing study bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan Pola Pengelolaan Keuangan BLU Perguruan Tinggi dan juga BLU Rumah Sakit Pendidikan.

UGM yang selama beberapa tahun menggunakan sistem pengelolaan perguruan tinggi dengan status Badan Hukum Milik Negara (BHMN), sesuai Peraturan Pemerintah No.66/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan, ditetapkan sebagai perguruan tinggi yang dikelola oleh pemerintah dengan menerapkan pola pengelolaan keuangan BLU.

Rombongan tersebut diterima Wakil Rektor I DA Suriamiharja yang didampingi Wakil Rektor II Andi Wardihan Sinrang yang juga menjadi narasumber bagi tamu, dan Wakil Rektor IV Deia Aries Tina Pulubuhu serta Kepala Biro Keuangan Drs A. Mukmin, Ak, MSi.

"Dengan pengelolaan keuangan BLU Unhas berhasil memperoleh penilaian dari tim akuntan publik dengan predikat `wajar tanpa pengecualian` (WTP),?? kata Andi Wardihan Sinrang.

Ia menjelaskan, ada tiga sumber dana yang dikelola dalam BLU, yakni rupiah murni, dana luar negeri, dan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP). Dengan sistem BLU, penerimaan dana hanya melalui satu pintu, yakni melalui Bendahara. Ada bendahara pengeluaran yang dibantu oleh pembantu bendahara pada unit-unit kerja dan juga di kantor pusat.

Mulai tahun 2010, Unhas sudah memiliki RS Pendidikan yang sesuai statuta belum ada dalam struktur universitas. Padahal, pada tahun itu, RS Unhas sudah melayani pasien, meski masih terbatas pada kasus kegawatdaruratan. Semula ada pemikiran menempatkan RS Unhas di bawah Fakultas Kedokteran. Konsekuensinya, beban fakultas menjadi berat. Mulai tahun 2011, RS Unhas dikelola tersendiri, sederajat dengan fakultas, LP2M, dan program pascasarjana.

"Kendalanya, dokter tak terbiasa dengan bank. Harus `cash and carry`. Prinsip ini bisa diterapkan jika tenaga keuangan sudah telaten, sehingga RS Unhas dikelola tersendiri. Hanya saja, kalau universitas yang menaungi RS universitas sudah BLU, maka RS tidak perlu lagi BLU," kata Wakil Rektor II Andi wardihan sebelum diskusi berlangsung.

Pihak UGM merasa BLU sangat tepat digunakan dalam pengelolaan dan penyelenggaraan keuangannya, karena dapat memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis yang sehat guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat demi memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Rombongan UGM itu, usai diterima di Gedung Rektorat Unhas, melanjutkan kunjungan dan melaksanakan diskusi di RS Unhas.(*)
(T.KR-HK/F003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011