Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, menekankan penunjukan Indonesia sebagai pemegang keketuaan G20 merupakan merupakan bentuk apresiasi dan pengakuan negara-negara besar di dunia terhadap Indonesia.

Menurut Moeldoko, narasi atas informasi itu masih belum banyak tersampaikan kepada publik.

Baca juga: La Nyalla minta Presiden dorong negara G20 adopsi pajak minimum global

“Substansi ini harus mulai dimunculkan sekarang, supaya publik tahu arti penting Indonesia ditunjuk sebagai ketua G20,” kata Moeldoko, dalam rapat koordinasi media dan komunikasi G20 bersama kementerian/lembaga terkait, sebagaimana siaran pers, di Jakarta, Senin.

Moeldoko menegaskan, KSP akan mendorong pengelolaan komunikasi dan isu-isu yang muncul terkait pelaksanaan G20, di Bali 30-31 Oktober 2022.

Baca juga: Puan pimpin delegasi RI ke Pertemuan Ketua-Ketua Parlemen Negara G20

"Yang diperlukan adalah mekanisme kerja dengan tim substansi. Alur ini yang menghubungkan KSP dan tim komunikasi dengan apa yang diibicarakan di forum,” terang Moeldoko.

Seperti diketahui, Indonesia meneruskan estafet keketuaan G20 dari Italia, dan untuk pertama kalinya akan memegang keketuaan G20 pada 2022; sedangkan KTT G20 akan digelar di Bali 30-31 Oktober.

Baca juga: Ketua DPR dukung terwujudnya stabilitas di Semenanjung Korea

Pada 2023, Indonesia akan menjadi ketua ASEAN, yang rotasi kepemimpinannya terjadi berdasarkan urutan alfabet nama negara-negara anggotanya. Dikarenakan anggotanya cuma 10 negara maka rotasi keketuaan ASEAN bisa terjadi lebih cepat. 

Presiden Joko Widodo optimistis keketuaan G20 Indonesia akan mendorong upaya bersama untuk pemulihan ekonomi dunia dengan tema besar "Pulih Bersama, Pulih Lebih Kuat" (Recover Together, Recover Stronger), pertumbuhan yang inklusif, berpusat pada rakyat, serta ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Baca juga: Uni Eropa desak pemimpin G20 dukung pemulihan global


 

Pewarta: Rangga Jingga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021