Jakarta (ANTARA News) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Darwin Zahedy Saleh menegaskan perlunya melakukan pengusutan dan menindak tegas siapapun yang terlibat dalam insiden kebakaran kilang minyak PT Pertamina di Cilacap, Jawa Tengah.

"Usut tuntas dan tindak tegas secara hukum siapapun jika ada yang terlibat," katanya seperti diungkapkan dalam siaran pers yang dikirimkan Asisten Menteri ESDM Munawar Fuad Noeh kepada ANTARA di Jakarta, Minggu dini hari.

Menurut Munawar, sejak awal terjadinya insiden kebakaran di Pertamina RU IV Cilacap pada tangki 315-02 pada Sabtu, 2 April 2011 pukul 04.25 WIB hingga Minggu 03 April 2011 pukul 01.00 Menteri terus memimpin dan menggerakkan secara langsung segala upaya pemerintah.

Terutama, lanjutnya, pejabat terkait di lingkungan kementerian ESDM dan Pertamina bekerjasama dengan aparat terkait, pusat dan daerah.

Selain itu secara intensif terus memonitor penanganan dan pengendalian secara tuntas hingga terungkap sebab musababnya.

"Kami terus bekerja, tetap tenang, fokus dan melipatgandakan segala usaha. Mengerahkan segala daya upaya untuk menghentikannya, utamakan keselamatan jiwa dari karyawan dan lingkungan masyarakat," katanya.

Selain itu juga melakukan antisipasi segala dampak untuk menyelamatkan kebutuhan energi nasional.

Sebelumnya, secara terpisah, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengatakan, kebakaran di Pertamina Refinery Unit IV Cilacap, Jawa Tengah, terjadi di tangki bahan bakar minyak.

"Perlu kami tegaskan, yang terbakar itu adalah tangki BBM. Kebetulan tangki itu sedang berkapasitas HOMC (High Octane Mogas Component), dan yang terbakar sebanyak dua tangki," kata Karen kepada wartawan, di Cilacap, Sabtu malam.

Terkait hal itu, dia mengatakan, masyarakat Jawa Tengah diimbau untuk tidak panik karena persediaan BBM masih mencukupi kebutuhan.

Dalam hal ini, kata dia, stok premium masih sebanyak 90 ribu kiloliter untuk persediaan selama 33 hari dan solar sebanyak 103 kiloliter untuk 40 hari.

"Nanti juga akan datang lagi sekitar 400 MB (metric barel)," katanya.

Mengenai upaya pemadaman api, dia mengatakan, pihaknya telah mendatangkan lima ton "foam" untuk membantu mengecilkan api dan pukul 20.30 WIB juga datang lagi sebesar 35 ton.

"Diharapkan dengan penyemprotan "foam" ini, api bisa mengecil," katanya.

Menurut dia, pihaknya hingga saat ini masih mencari informasi mengenai kondisi terakhir dua tangki lain yang berisi naftah yang berada di sekitar lokasi kebakaran.

"Isinya adalah naftah, tapi kami masih mencari informasi, ini tadi isinya berapa. Kapasitasnya memang 15 ribu kiloliter, tetapi isinya berapa, itu yang masih kami cari informasinya dan kami masih berupaya untuk memadamkan tangki yang terbakar," kata Karen.

Disinggung mengenai dugaan penyebab kebakaran, dia mengatakan, pihaknya saat ini masih berkonsentrasi terhadap upaya pemadaman.

Menurut dia, penyebab kebakaran akan diteliti oleh Tim Laboratorium Forensik setelah api padam.

Dia mengakui ada kendala dalam upaya pemadaman tangki yang terbakar tersebut.

"Kesulitan pemadaman karena arah anginnya. Kalau anginnya tidak seperti ini, tidak mungkin merambat ke tangki yang lain," katanya,

Kebakaran di Pertamina RU IV Cilacap terjadi pada tanki 31 T-02 sejak pukul 04.55 WIB. Tangki ini berisi minyak ringan HOMC (High Octane Mogas Component), yakni cairan untuk menaikkan kadar oktan pada premium.

Upaya pemadaman yang dilakukan tim pemadam kebakaran gabungan dari Pertamina, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, PT Holcim Indonesia Pabrik Cilacap, dan PLTU Cilacap termasuk pemanfaatan pompa hidran terkendala kencangnya tiupan angin.(*)
(T.S025/A026)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011