London (ANTARA News) - Euro merosot terhadap dolar Amerika Serikat pada Senin setelah mencapai tertinggi lima bulan karena investor mengantisipasi ekspektasi kenaikan tingkat suku bunga oleh Bank Sentral Eropa akhir pekan ini, lapor AFP.

Mata uang tunggal Eropa diperdagangkan pada 1,4219 dolar pada 16.30 GMT, sedikit turun dari 1,4225 dolar pada akhir perdagangan Jumat.

Namun dalam perdagangan intraday di Asia secara singkat mencapai 1,4268 dolar, tingkat tertinggi terhadap greenback sejak awal November.

Euro stabil terhadap mata uang Jepang, menjadi 119,41 yen terhadap 119,49 yen pada Jumat, setelah mencapai 120,06 yen di perdagangan Asia, tingkat tertinggi sejak Mei 2010.

Dolar turun tipis ke 83,98 yen dari 84,00 yen.

Antisipasi sangat tinggi kenaikan tingkat suku bunga Kamis ini adalah "kemungkinan membentuk aksi harga pasar dalam seminggu," kata analis Citi Valentin Marinov.

"Tampaknya pelaku pasar sudah mengantisipasi setiap kenaikan 25 poin oleh otoritas kebijakan moneter kawasan euro.

"Konferensi pers ECB masih bisa menarik minat cukup dengan investor mencari indikasi apakah keputusan tingkat suku bunga Kamis akan menjadi prekursor dari siklus pengetatan di zona euro," kata Marinov.

Ini akan menjadi perubahan pertama rekor tingkat suku bunga terendah sebesar 1,0 persen yang berlaku sejak Mei 2009 dan dapat meningkatkan tekanan pada anggota zona euro lemah Yunani, Irlandia, Portugal dan Spanyol yang mencoba untuk menstabilkan ketegangan keuangan.

Ini akan menempatkan ECB di antara bank sentral pertama terkemuka yang meningkatkan suku bunganya, mendorong euro lebih tinggi di pasar valuta asing.

"Dengan The Fed masih tidak diperkirakan untuk menaikkan suku bunga sampai akhir 2011 akhir, euro/dolar AS akan terus mengalami apresiasi dari pelebaran perbedaan tingkat suku bunga yang mendukung mata uang tunggal," kata DBS Group Research dalam laporannya.

Kenaikan suku bunga ECB akan menawarkan tingkat pengembalian yang lebih tinggi pada investasi dibandingkan dengan suku bunga ultra rendah yang ditetapkan oleh Federal Reserve AS.

"Hanya eskalasi parah situasi di Jepang atau krisis di pasar keuangan kemungkinan mencegah ECB dari menaikkan suku bunga pada Kamis," kat ekonom Commerzbank, Michael Schubert.

Di sisi lain sebagian besar ekonom memprediksi bahwa Bank of England (bank sentral Inggris) pada Kamis akan mempertahankan suku bunga pinjaman utamanya pada rekor rendah 0,50 persen, di mana telah berdiri sejak Maret 2009, karena lemahnya pemulihan ekonomi Inggris.

Namun, Komite Kebijakan Moneter yang menentukan tingkat suku bunga sadar akan kebutuhan untuk mengendalikan inflasi yang tinggi.

Inflasi Inggris melonjak menjadi 4,4 persen pada Februari, level tertinggi untuk lebih dari dua tahun dan dibandingkan dengan 4,0 persen pada Januari.

Tugas utama bank sentral adalah menjaga inflasi tahunan mendekati target yang ditetapkan pemerintah 2,0 persen. (A026/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011