Milan, Italia (ANTARA News) - Schalke 04 kelihatannya amat merendah ketika mengatakan Senin bahwa mereka tim "underdog" pada pertandingan perempat final Liga Champions, Selasa, yang merupakan laga leg pertama melawan juara bertahan Inter Milan di San Siro.

Schalke maju ke putaran perempat final kompetisi itu baru untuk kedua kalinya sedangkan Inter menang untuk ketiga kalinya musim lalu, sebagaimana dikutip dari AFP.

Terlebih lagi, Schalke sedang tertatih-tatih di urutan ke-11 kompetisi Liga Jerman (Bundesliga) dan sudah tidak berkutik dalam babak penyisihan kompetisi Eropa sedangkan Inter urutan ketiga di Seri A dan sedang berjuang mengincar gelar "scudetto".

Klub Jerman itu kelihatannya tidak menunjukkan ambisi mereka, tetapi mereka berjanji akan tampil utuh.

"Mereka memenangi gelar itu tahun lalu, jadi mereka tentu saja menjadi tim favorit, tetapi kami akan bermain bagus untuk mendapatkan hasil bagus," kata penjaga gawang dan kapten Manuel Neuer.

"Bagi Samuel Eto`o, tentu saja ia merupakan pemain hebat, tetapi tidak ada gunanya takut menghadapi Inter. Kami tahu mereka amat piawai dalam menyerang tetapi kami memiliki pertahanan bagus," katanya.

Neuer, juga merupakan pemain nomor satu di Jerman, mengatakan timnya akan mengambil inspirasi dari babak final UEFA 1997, ketika klub itu mengalahkan Inter dengan tendangan penalti.

Tetapi, katanya, mereka juga juga harus berhati-hati dengan semangat Inter yang tidak pernah mati, yang membuat mereka membalik hasil agregat defisit 1-3 ketika melawan Bayern Munich pada leg kedua putaran akhir sehingga lolos karena keunggulan gol tandang.

"Pada pertandingan ulang di Munich hingga setengah main, kelihatannya mereka sudah akan kandas tetapi mereka mampu bangkit kembali dan mengontrol permainan sehingga mendapat hasil yang dibutuhkan untuk melaju. Jadi kami harus bermain bagus dan hati-hati," katanya.

"Ada kenangan hebat pada 1997 dan kami berharap mengulangnya, bermain dengan bagus, sehingga mendapat keuntungan ketika pulang," katanya.

Pemain bertahan Benedikt Hoewedes mengatakan, para pemain sudah mengamati rekaman video pertandiangan derbi Inter yang kalah 0-3 atas AC Milan pada akhir minggu dan punya waktu untuk menganalisisnya.

"Tentu saja kami mempelajari segala sesuatunya ketika kami melihat Inter bermain dan seperti biasanya tipikal tim Italia, mereka bermain defensif tetapi para pemain pemainnya amat berbahaya," ujarnya.

"Kami harus tampil dengan amat kompak dan tidak membuka ruang bagi mereka," katanya.

Pelatih Ralf Rangnick, yang berada di San Siro, Sabtu, mengaku bahwa laga derbi Inter seharusnya membuat mereka dapat pelajaran dan bisa bekerja dengan lebih keras.

"Tentu saja kalah dalam laga derbi menyakitkan dan Anda dapat melihat di stadion bahwa mereka amat kecewa, tetapi Inter memiliki mutu hebat," katanya.

"Tapi tidak penting mengamati mereka, karena kami harus konsentrasi pada diri kami sendiri. Pertandingan nanti akan keras dan sulit, tapi kami akan bekerja keras demi mendapatkan hasil bagus," katanya.

Inter bisa saja memiliki pengalaman lebih hebat serta bermutu sebagai grup, tetapi bersama pemain depan Spanyol Raul, Schalke memiliki pencetak gol sepanjang waktu serta pemain yang lebih banyak tampil dalam kompetisi Liga Champions dibanding siapa pun.

"Ia amat penting bagi kami. Ia memegang peranan penting dalam tim kami dan ia amat bertanggung jawab," kata Rangnick.

"Ia bisa saja memutuskan jalannya pertandingan tetapi kami akan bermain sebagai satu tim untuk mendapatkan hasil yang bagus," katanya.

"Anda tidak bisa melihat hanya pada perorangan. Bila Anda bandingkan satu tim dari orang perorang, maka Inter lebih bagus, jadi kami harus bermain sebagai tim untuk mengalahkan mereka," katanya.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011